News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Mardiono Diminta Mundur Imbas PPP Tak Lolos ke Senayan, Pengamat: Baiknya Evaluasi Dulu

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono. Mardiono gagal meloloskan PPP ke Senayan pada Pileg 2024 hingga muncul desakan mundur dari posisinya, Ray Rangkuti baiknya evaluasi menyeluruh dulu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik  Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengomentari soal Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono yang diminta mundur dari posisinya saat ini.

Adapun hal itu imbas Mardiono gagal meloloskan PPP ke Senayan pada Pileg 2024.

Menurutnya lebih baik ada evaluasi lebih menyeluruh terlebih dahulu, terkait gagalnya PPP di Pileg 2024.

"Memang begitu hukum politiknya di Indonesia. Gagal akan dituntut mundur. Padahal, baiknya dilakukan terlebih dahulu evaluasi menyeluruh kiranya apa sebab musabab PPP gagal melampaui ambang batas parlemen," kata Ray dihubungi Jumat (24/5/2024).

Ia menilai tanpa ada evaluasi menyeluruh. Pergantian atau tidak pergantian, belum tentu merupakan jawaban atas persoalan PPP.

"Kepemimpinan hanyalah satu dari sekian banyak faktor lain. Tanpa mengenal, apalagi ingin mengubah sebab atau faktor lainnya dimaksud, PPP hanya berputar dari solusi politik ke solusi politik," jelasnya.

Pengamat politik sekaligus Ketua Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

Ray menyebut belum tentu ada kemajuan dengan cara seperti itu. Menurutnya lebih baik ada evaluasi menyeluruh.

"Buatkan studi yang bagus, evaluasi yang menyeluruh, membongkar yang tak terbongkar, dari situ akan terlihat mana yang perlu diganti atau tetap dipertahankan," tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Majelis Pakar DPC PPP Kota Surakarta, Johan Syafaat menyoroti hasil perolehan suara partainya pada Pemilu 2024.

Di mana, hasil hitung KPU RI, PPP tidak tembus ambang batas 4 persen. 

Serta, PPP hanya memperoleh 5,7 juta suara atau 3,8 persen. Hanya butuh kurang lebih 200.000 suara saja untuk Lolos ke Senayan.

Dia pun menilai, bahwa Plt Ketua Umum M Mardiono tidak mampu membaca situasi politik hingga PPP memperoleh hasil terburuk dalam sejarah pemilu di Indonesia.

Baca juga: Bobby Nasution Resmi Gabung, DPC Gerindra Solo Buka Tangan untuk Gibran 

Johan juga menyebut, kegagalan meloloskan PPP melalui Mahkamah Konstitusi (MK) menambah bukti tersebut.

"Gugatan ke MK tidak didampingi pengacara yang profesional. Terkesan main-main," kata Johan Syafaat, Rabu (22/5/2024).

Dia juga menilai, bahwa jajaran petinggi partai tidak peka membaca situasi dan perkembangan politik. Jajarannya pun turut mendukung adanya Muktamar Luar Biasa.

"Kami kader akar rumput sangat kecewa dengan hasil itu. Maka Mardiono harus mundur," tegasnya.

Dia pun turut berharap MK mengabulkan gugatan PPP hingga lolos ke Senayan.

"Karena PPP adalah satu-satunya partai yang berasaskan Islam sebagai wadah aspirasi politik umat Islam di Indonesia," pungkasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini