Ia menjelaskan, PKS belum memenuhi syarat untuk mengusung calonnya sendiri di Pilkada Jakarta.
"Kita tahu teman-teman kita PKS memang menang di pemilu legislatif kemarin, tetapi belum melampaui 20 persen karena baru 18 kursi, sementara 20 persennya 22 kursi," ucap Huda.
Ia menilai langkah PKS mengusung Anies-Sohibul sangat berbahaya, apalagi belum memenuhi syarat.
"Jadi menurut saya model memborong begini, memborong figur untuk partai yang tidak memenuhi dan tidak punya golden tiket menurut saya bahaya itu, bahaya," ungkapnya.
2. Sohibul Tak Akan Perkuat Suara Anies
Sementara itu, Ketua DPP PKB, Syaiful Huda, menyebut suara pendukung Anies memiliki kesamaan dengan PKS.
Oleh sebab itu, duet yang diusung PKS itu tidak akan menambah elektoral eks Rektor Universitas Paramadina itu.
"Enggak ada masalah. Cuma secara hitungan voters Anies dan PKS itu sama plek ketiplek dengan pemilih PKS," kata Huda di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Sohibul Iman, jelas Huda, juga tak akan memperluas basis pemenangan Anies di Jakarta.
Pasalnya, ceruk pemilih Anies dan Sohibul Iman di Jakarta masih serupa.
"Poin pentingnya tidak memperluas basis pemilih, tidak memperluas basis pemenangan," ungkapnya.
Adapun Huda mengaku pihaknya tak bisa berbicara lebih jauh mengenai figur yang pantas mendampingi Anies.
Alasannya, partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar ini belum pasti mengusung Anies.
"Kami belum pasti mendukung Mas Anies jadi tunggu aja," ujarnya.
3. Posisi Bacawagub Perlu Dirembuk Bersama
Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, menyebut pihaknya tetap istiqomah mengusung Anies Baswedan sebagai bacagub Jakarta.