TRIBUNNEWS.COM - Anies Baswedan menjawab santai soal isu penjegalannya di Pilkada Jakarta 2024 ini.
Saat disinggung soal isu itu, Anies malah memamerkan hasil kinerjanya selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 lalu.
Anies menyebut, saat menjabat itu, ia dapat mengatasi banyak hal, termasuk ketika pandemi Covid-19 melanda hingga masalah pendidikan dan kesehatan.
Itu semua, kata Anies, merupakan sesuatu yang bisa dilihat hasilnya dan jelas keberpihakannya kepada keadilan, kesetaraan, dan mereka yang lemah.
"Yang dikerjakan di Jakarta teman-teman bisa lihat, penanganan pandemi covid Anda bisa lihat, penanganan transportasi Anda bisa lihat, penanganan kampung miskin, penanganan untuk pendidikan, kesehatan, Anda bisa lihat itu semua," ungkap Anies saat ditemui di Jakarta International Stadion (JIS), Sabtu (10/8/2024).
"Jadi, ini bukan sesuatu yang tidak diketahui isinya karena sudah berkerja di Jakarta kan (2017-2022) dan selama berkerja di Jakarta, keberpihakannya jelas bukan? Berpihak pada keadilan, kesetaraan dan mereka yang lemah," sambungnya.
Menurut Anies, jika selama berkerja sudah berpihak pada keadilan, kesetaraan, dan mereka yang lemah, maka tidak ada yang perlu ditakutkan.
Apabila semua hal itu ditakutkan, ia malah mempertanyakan ada apa dengan NKRI ini.
Pasalnya, saat ini yang dibutuhkan oleh negeri ini adalah seorang pemimpin yang berpihak pada kesetaran, keadilan, dan mereka yang lemah.
"Apabila berpihak keadilan, kesetaraan, dan yang lemah itu ditakuti, apa ada yang salah dengan republik ini?"
"Justru hari ini kan kita membutuhkan yang berpihak pada kesetaraan, pada keadilan, berpihak kepada mereka yang lemah," tegasnya.
Baca juga: Warga Datangi DPP PKS Bawa Spanduk PKS Jangan Tinggalkan Kami, Tetap Dukung Anies Gubernur Jakarta
Ketika Anies mendapatkan panggilan untuk ikut dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024 ini, ia mengaku, rumahnya kini banyak didatangi oleh warga dari berbagai daerah untuk meminta bantuannya.
"Itu juga yang membuat ketika saya mendapatkan panggilan untuk mengikuti proses politik Pilkada, itu di rumah kami itu rutin, harian, datang warga dari berbagai tempat yang menyampaikan 'Pak kami dulu begini, sekarang kami ada masalah ini, tolong kami dikembalikan, tolong kami dibantu'," tambah dia.
Anies kemudian menyinggung mengenai penggusuran warga Kampung Bayam karena pembangunan JIS dan tidak kunjung mendapatkan kepastian tempat tinggal.
Jika dirinya ditugaskan untuk mengemban amanah menjadi Gubernur Jakarta lagi, Anies berkomitmen akan mengembalikan keadilan bagi warga Kampung Bayam itu.
Sebab, eks calon presiden nomor urut 1 itu ingin warga Jakarta tinggal dengan tenang.
"Jadi, ini termasuk di sebelah kita ini, Kampung Bayam. Jadi yang menjadi misi, apabila ditugaskan adalah mengembalikan rasa keadilan, mengembalikan keberpihakan kepada mereka yang lemah, mengembalikan agar warga di Jakarta itu tinggal dengan tenang, bukan tinggal dengan tegang," ujarnya.
Menurut Anies, negara juga harus ikut andil dalam hal ini dengan hadir melindungi warganya.
Namun, bukan hanya melindungi warga dengan bantuan temporer saja.
"Dan termasuk negara hadir melindungi, melindunginya bukan melindungi yang sebentar saja, misalnya kita memberikan bantuan yang dipakai hanya beberapa minggu," ungkapnya.
"Seperti tempat tinggal di kampung bayam, apa susahnya digunakan oleh rakyat yang memang berhak untuk tinggal di situ. Kalau itu tidak diberikan, mereka terlantar," tambah Anies.
Anies pun meyakini, misi yang ia kerjakan nantinya merupakan misi yang baik dan benar.
Sehingga, seharusnya tidak menakutkan siapapun dan sudah semestinya hal demikianlah yang dikerjakan.
"Itulah yang membuat saya meyakini bahwa misi yang dikerjakan di sini, insyaallah misi yang baik, misi yang benar."
"Seharusnya itu tidak menakutkan untuk siapapun, justru inilah yang seharusnya dikerjakan oleh republik ini," pungkasnya.
Massa Desak PKS Tetap Usung Anies Jadu Cagub Jakarta
Hari ini, Minggu (11/8/2024), sejumlah orang menggeruduk Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan TB Simatupang, Jakarta.
Tujuan mereka ke sana adalah untuk meminta agar partai besutan Ahmad Syaikhu itu tetap mendukung Anies sebagai calon gubernur Jakarta di Pilkada 2024 mendatang.
Perwakilan massa, Musa, mengaku kedatangannya tidak mewakili relawan atau organ pendukung Anies lainnya.
Melainkan, untuk mewakili warga Jakarta yang menginginkan Anies kembali memimpin Jakarta untuk lima tahun ke depan nanti.
"Kami mewakili warga Jakarta aja pak. Tidak tidak membawa nama aliansi. Karena kami ingin relawan membawa nama relawan. Melebur menjadi satu. Menjadi warga Jakarta yang ingin mendukung Anies Baswedan. Jadi kami tidak membawa elemen atau organisasi," kata Musa dalam konferensi pers.
Musa meminta koalisi perubahan yang mengusung Anies sebagai calon presiden (capres) tetap konsisten, dengan tetap mendukung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
"Kami ingin partai-partai pendukung yang sudah memberikan dukungan ke Pak Anies, seperti PKB, NasDem dan PKS ini tetap konsisten untuk tetep mendukung pak Anies di Pilkada besok 2024," ungkapnya.
Perwakilan dari salah satu massa lainnya, Pupung juga mengingatkan kepada PKS bahwa Anies banyak berjasa bagi partai tersebut.
Sebab, PKS kini mendapatkan 18 kursi dan menjadi pemenang Pemilu 2024 di Jakarta.
"InsyaAllah kita yakin. Kita yakin bahwa PKS akan bersama-sama rskyat, karena tentunya juga suara PKS yang sudah mencapai 18 kursi itu adalah suara rakyat Jakarta."
"Jadi kami tetap yakin PKS, NasDem, PKB bahkan PDIP bisa masuk, tetap solid dengan mendukung pak Anies," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, PKS menjajaki opsi kedua yakni berkomunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta 2024.
Opsi itu jadi fokus PKS saat ini, karena tenggat waktu pengusungan Anies Baswedan-Sohibul Iman berakhir pada 4 Agustus lalu.
Pasalnya, tak ada satupun partai politik (parpol) yang memberikan dukungan secara resmi kepada pasangan Anies-Sohibul.
Selain itu, Anies yang sebelumnya diberi tugas PKS juga tak berhasil menggenapkan kursi agar bisa berlayar di Pilkada Jakarta 2024.
Hal tersebutlah yang menjadi alasan PKS menjajaki opsi kedua tersebut.
Dengan opsi itulah, maka besar kemungkinan Anies tidak dicalonkan PKS di Pilkada Jakarta nanti.
"Ketika tenggat waktu 4 Agustus itu sudah lewat, maka opsi kedua inilah yang akan kita kaji, kita bahas dan kita perdalam. "
"Itulah kemudian pimpinan kami berkomunikasi dengan pimpinan parpol lain termasuk dengan Koalisi Indonesia Maju," kata Juru Bicara PKS, M Kholid, di DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2023).
(Tribunnews/com/Rifqah/Igman Ibrahim)