"2020 itu semakin parah terus dibawa ke rumah sakit. Dirawat juga di sini (Rumah Singgah Respek Peduli Lampung)," katanya.
"Jadi 2019-2020 itu ketemu sama Respek Peduli Lampung dan bapak dirawat di rumah singgah ini selama 8 bulan, rumah sakitnya di Abdoel Moeloek. 2021 bapak meninggal," lanjut Sandi.
Sandi mengaku sedih, harus hidup berdua dengan Preliyan yang masih belia.
Sering Merenungi Nasib
Mereka terkadang hanya bisa merenungi nasibnya, tak seberuntung remaja lain yang seru-seruan bersama teman-teman dan keluarganya.
Seringkali Sandi tak bisa membendung air matanya saat melihat adiknya, si Preliyan.
"Ya, Sandi terima mungkin ini udah jalannya Tuhan buat Sandi. Sandi terus berusaha sampai ada keajaiban untuk lebih baik lagi," tuturnya.
Preliyan saat ini sekolah di kelas 4 SD di Pesawaran. Preliyan praktis berjauhan dengan kakaknya lantaran Sandi bekerja di kota.
Sesekali Preliyan diantar kerabatnya di desa untuk berkunjung ke kos Sandi di Bandar Lampung.
Sebaliknya, Sandi juga sesekali kembali ke kampung untuk menengok Preliyan.
Di akhir Februari 2023, saat berkunjung ke kos Sandi di Bandar Lampung, Preliyan tiba-tiba punya inisiatif, mencoba membantu kakaknya.
Entah dari mana, kata Sandi, Preliyan mendapatkan jajanan kue basah, lalu ia jual keliling di seputaran Pasar Tengah, Bandar Lampung.
Saat itulah ia tertangkap kamera warga lalu diunggah Fadli_Respek. Preliyan duduk tepekur di tepi trotoar, menangis karena dagangannya belum banyak terjual.
Fadli yang mengaku tak asing dengan Preliyan menghubungi Sandi. Akhirnya mereka sepakat pulang ke Pesawaran.