Ia diajak main ke kantor tersebut, kemudian mendapatkan penghargaan sebagai hadiah pertamanya menjadi bug bounty atau pencari celah keamanan sistem.
Kemudian ia merambah ke perusahaan Indonesia dan perusahaan di mancanegara, dan ia pun tertantang mencari celah keamanan Google.
Bercerita tentang pengalamannya melaporkan celah keamanan di Google, ia sudah lakukan sejak akhir 2020, tapi baru diterima 2021.
"Lapor di Google sudah 5 kali, tapi yang 4 ditolak karena dianggap tidak valid," ujar Dzakir.
Ia terus mencari dan melaporkan temuannya dengan bantuan rekannya dan akhirnya mendapatkan jawaban dari Google.
Laporan terakhir sempat ditolak karena Google tidak memahami temuannya di sistem mereka.
Silang pendapat terjadi, dan akhirnya bug baru temuan Dzakir rupanya jarang ditemukan bug hunter lain.
"Debat hingga setengah bulan untuk menjelaskan bug itu valid dan bisa diterima, akhirnya mendapatkan hadiah $ 5.000," tambah Dzakir.
Hingga pada 2022, kerentanan yang ia temukan menjadi kerentanan terbaik yang ditemukan dalam kategori abusing feature sebagai best vulnerabilty abusing feature.
Ia diberi kesempatan diwawancarai tim security engineering Google.
Dzakir juga mempelajari bidang lain selain bug bounty sebagai lomba Capture of Flag (CTF).
Ini lomba hacking dengan beberapa kategori seperti digital forensic, binary exploitation, reverse engineering, open source intelligence, web exploitation, miscellaneous, hingga cryptography.
Kali pertama mengikuti lomba CTF tahun 2020 yang dikelola oleh Kompetisi Komunitas Siber (KKS) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
"Di waktu awal lomba tidak dapat juara di tahun 2020, tahun 2021 KKS TNI AD memperoleh juara 2 dengan skala internasional," ucap Dzakir.