News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kitab Kuno Masjid Tiban di Pracimantoro Wonogiri Ini Tak Boleh Difoto

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak depan bawah Masjid Tiban Gunung Cilik di Pracimantoro Wonogiri, Jawa Tengah.

TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI – Sebuah masjid di pedalaman Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri memiliki cerita panjang penuh misteri.

Konon, masjid itu diyakini satu di antara titik awal penyebaran agama Islam di masa lampau. Karena misterinya itu, masyarakat menyebutnya Masjid Tiban Gunung Cilik.

Masjid itu berada di sebuah bukit kecil yang sedikit lebih tinggi dari dataran di sekitarnya sehingga disebut sebagai Masjid Gunung Cilik.

Masjid yang sekarang dikenal menjadi Masjid Sabiilul Mutttqin itu terletak di Dusun Pakem, Desa Sumberagung, Pracimantoro. Desa ini ada di perbatasan Wonogiri-Gunungkidul.

Takmir Masjid Sabiilul Muttaqin, Sutomo menjelaskan, masjid itu diyakini sudah ada sejak 400 tahun lalu. Kala itu, baru terdapat delapan rumah yang ada di sekitarnya.

"Suatu saat warga itu melihat langgar yang berada di puncak Gunung Cilik. Setelah didatangi ternyata benar ada masjid. Tiba-tiba ada padahal tidak merasa membangun," kata Sutomo menceritakan kisah turun temurun itu.

Saat itu bangunan masjid terbuat dari kayu dan menggunakan ijuk sebagai atap.

Namun, tidak ada catatan sejarah yang menggambarkan seperti apa bentuk masjid, tapi diyakini berbentuk joglo atau limasan.

Masjid tiban itu kemudian dibersihkan dan digunakan untuk tempat beribadah warga.

Bahkan ketika salat Jumat banyak tokoh dari berbagai daerah yang datang.

seiring berjalannya waktu, masjid tersebut termakan usia sehingga rusak.

Warga tak berani memperbaiki, hanya saja warga berusaha menyelamatkan kayu masjid.

"Saat mau mengambil blandar ditemukan kitab kecil, tulisannya arab di atas kayu. Buku itu sudah bertahun-tahun kena panas hujan tidak apa-apa, masih aman dan bisa dibaca," jelas Tomo.

Berdasarkan cerita turun-temurun, bongkaran kayu itu hendak dibawa ke Pracimantoro.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini