TRIBUNNEWS.COM, AIR MADIDI - Kolam pemandian Tumatenden terletak di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Spotnya hanya berjarak kurang lebih 11 kilometer dari Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado. Kolam Tumatenden ini memiliki keunikan.
Kolam permandian dengan sembilan pancuran ini memiliki cerita rakyat yang melegenda di masyarakat setempat.
Cerita rakyat itu adalah kisah cinta seorang pemuda bernama Mamanua dan bidadari dari kayangan bernama Lumalundung.
Dikisahkan tempat ini menjadi kolam permandian sembilan bidadari dari kayangan.
Suatu ketika Mamanua mencoba mengintip di Kolam Tumatenden. Ia melihat sembilan gadis yang sedang mandi di situ.
Dari balik semak, Mamanua pun mengambil satu dari antara sembilan selendang milik bidadari tersebut.
Ketika para bidadari itu hendak kembali ke Kayangan, salah satu bidadari bernama Lumalundung tidak bisa terbang karena tidak memiliki selendang dikarenakan diambil oleh Mamanua.
Ia pun tinggal di desa itu dan menjadi istri dari Mamanua hingga melahirkan seorang anak.
Sang anak itu kemudian dinamai Walansendow.
Kisah rumah tangga mereka berjalan dengan rukun. hingga Lumalundung menemukan kembali selendang terbangnya.
Dengan terpaksa dan berat hati, sang bidadari itu pun meninggalkan anaknya dan sang suami untuk kembali ke kayangan. Seperti itulah kisahnya.
Cerita Mirip Kisah Jaka Tarub
Kisah di Tumatenden Air Madidi ini mirip dengan cerita rakyat di Jawa yang popular, yaitu tentang Jaka Tarub yang tertulis di Babad Tanah Jawi.