News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Xenia Hantam Pejalan Kaki

Ibunda Afriyani Jatuh Pingsan Usai Minta Maaf

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yurneli, ibunda Afriyani Susanti, masih syok berat. Bahkan ia jatuh pingsan, Minggu (29/1/2012) malam, usai menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban tabrakan Xenia maut di Tugu Tani, Jakarta,  yang menewaskan sembilan orang pejalan di kawasan Tugu Tani, sepekan sebelumnya.

"Saya mohon, maafkanlah putri saya, maafkan Afriyani, dan maafkanlah keluarga kami," ujar Yurneli (58) saat memberi keterangan pers di kediamannya, kemarin.

H Susanto dan Yurneli menggelar doa atau tahlilan terkait musibah tabrakan maut di Jalan Ridwan Rais, kawasan Tugu Tani, Minggu (22/1) pukul 11.10 WIB, pekan lalu.

Usai tahlilan, keluarga memberi keterangan kepada puluhan wartawan yang menungu sejak senja. Acara jumpa pers dilakukan di teras rumah besar, ukuran kurang lebih 9 x 14 meter. Rumah berdinding marmer hitam dan putih, berlantai dua.

Yurneli memberi pernyataan dengan uraian air mata. Ibu empat nak ini, tak lepas dari genggaman Rilianto anak ketiga, dan Ayu Diyah, putri sulung. Selama memberi penjelasan terkait Afriyani, putri keduanya, Yurneli kerap menyandar ke tubuh Agus. Sementara Ayu mengelus-elus punggung dan mengusap air mata ibunda menggunakan tisu.

Ia sesekali memberi pernyataan menimpali Agus. "Saya selaku, Agus Hari, selaku kakak tertua dari adik saya Afriyani, dan mewakili keluarga, memohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Agus.

Ia menandaskan," Kami setulusnya memohon maaf kepada keluarga korban karena adik telah menimbulkan banyak korban."

Sesungguhnya, kata Agus, keluarga H Susanto sangat merasakan duka mendalam seperti halnya keluarga dari sembilan korban meninggal, dan tiga korban luka.

"Kami sangat ingin mendatangi keluarga korban yang meninggal maupun yang luka, tapi kami bulum ada jaminan kemanan untuk bertemu langsung keluarga korban," ujar Agus.

Diakui Agus, keluarnya merasa tertekan atas kecelakaan itu. Walaupun tidak ada perbuatan teror langsung kepada keluarga, beban berat tetap melekat.

"Kami dihujat, kami dicaci-maki, bahkan ada menyebut Afriyani dikirim dari neraka untuk menjadi pembunuh di bumi. Kami tidak seperti itu, kami keluarga beriman," kata Agus.

Ia sendiri merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri saat meninggalkan rumah. "Saya malu, saya takut. Sampai kalau keluar rumah pun saya harusa pakai topi dan kacamata," katanya.

Bahkan, imbuh Agus, kakak sulung Afriyani, satu-satunya yang sudah berkeluarga, adik-adiknya pun tertekan juga. Rulianto belum berani masuk kerja, dan adik bungsunya, Ayu Diyah belum belum masuk sekolah selama sepekan ini.

Usai dia menyatakan minta maaf itu,  Yurneli langsung menyandar ke tubuh Agus, di sebelah kanannya. Sambil menangis, dia merebahkan badan. Dan ternyata pingsan.

Neli tak sadarkan diri hanya berselang sekitar 30 detik ketika Bob, pihak keluarga menyudahi jumpa pers.

"Sudah ya, nanti ibunya pingsan lagi," kata Boy, paman Afriyani. Seketika, Neli tak sadarkan diri dan diangkut beberapa orang keluarga, di masukkan ke dalam kamar.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini