News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tempe dan Tahu Hilang di Pasaran

Harga Tahu Tempe Tetap Naik Rp 2.000

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Anwar Sadat Guna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pekerja menata tahu yang baru selesai diberi pewarna di salah satu pabrik tahu di kawasan setra pabrik tahu dan tempe di Jalan Aki Padma, Kelurahan Babakan, Cibuntu, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Selasa (24/7/2012). Seiring kenaikan harga kedelai yang terus merangkak naik hingga menembus harga Rp 7.500 - Rp 8.000 per kg, perusahaan tahu dan tempe di tempat ini akan melakukan mogok produksi mulai 25-27 Juli 2012.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiaji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah sempat langka, tahu tempe akan kembali dijual di pasaran mulai Sabtu (28/7/2012) besok. Namun harga tahu tempe ini tetap akan dinaikkan sekitar Rp 1.000-Rp 2.000.

Ketua Primer Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI) wilayah Jakarta Timur, Suyanto, mengatakan, harga tahu tempe tetap naik tergantung ukuran tempe tahu tersebut.
"Untuk tempe yang biasa dijual Rp 1.000 naik menjadi Rp 2.000 per potong. Sedangkan yang ukuran besar, biasanya Rp 6.000 dinaikkan menjadi Rp 8.000," ujar Suyanto, Jumat (27/7/2012) saat dihubungi wartawan.

Suyanto membenarkan telah dilakukan pertemuan antara perajin tahu tempe dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI.

Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi perajin tahu dan tempe.

Seperti menurunkan bea masuk impor kedelai dari lima persen menjadi nol persen, terhitung 1 Agustus hingga Desember 2012. Kemudian pengusaha akan difasilitasi untuk membeli kedelai langsung ke importir.

Sedangkan untuk membantu perajin terlibat langsung dalam mengimpor kedelai terkait pendanaan, mereka akan difasilitasi dengan bantuan perbankan.

"Penurunan bea impor kedelai merupakan tuntutan utama para perajin. Kami harapkan, peniadaan bea impor ini berlangsung terus. Tidak hanya sampai Desember 2012 saja," paparnya.

Suyanto menambahkan, pada tahun 2008 bea impor dinaikkan dan membuat perajin tahu tempe turun ke jalan menuntut agar dihapuskan.

Sehingga dari 2008 sampai 2011 itu tidak ada bea impor sama sekali. Baru pada awal 2012 dikenakan lagi sebanyak lima persen. "Harusnya jangan sampai kami turun lagi ke jalanan agar bea impor kedelai ditiadakan," tuturnya.

KLIK JUGA:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini