TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), kenaikan tarif kereta rel listrik (KRL) komersial atau non-ekonomi, sudah diuji tim profesional PT KAI dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
Humas PT KAI Daerah Operasi I Mateta Rizalulhaq mengatakan, kenaikan tarif sesuai UU 23/2007 tentang Perkeretaapian.
"Itu untuk menaikkan layanan. Sudah dilakukan, misalnya penambahan frekuensi perjalanan dari 470 sekarang 531. Artinya, itu upaya kami meningkatkan layanan," ujarnya di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2012).
Penambahan fasilitas, lanjutnya, juga untuk menambah layanan kereta khusus wanita.
"Yang didatangkan dari sana (produsen di Jepang) kami bikin untuk kereta wanita. Delapan gerbong," tambahnya.
Rizalulhaq juga menampik adanya pendapat, yang mengatakan pelayanan di kereta ekonomi dengan comuter line sama saja.
"Kalau ada yang menyamakan itu keliru. Itu hanya sentimentil emosi. Yang dirasakan mereka AC-nya tidak berfungsi dengan baik, kalau jumlah penumpang melebihi kapasitas," tuturnya.
Tarif kereta non subsidi mengalami kenaikan Rp 2.000 mulai hari ini. (*)
BACA JUGA