News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Proyek MRT

Jokowi: Subsidi Tiket MRT Rp 28 Ribu Tidak Logis

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyaksikan penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) menggunakan ATM Bank DKI, oleh seorang siswa SMA Yappenda, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (1/12/2012). Tahap pertama, Pemprov DKI Jakarta membagikan Kartu Jakarta Pintar kepada 3.046 Siswa SMA dan SMK, yang bisa langsung digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak hanya soal pembagian beban utang proyek Mass Rapid Transit (MRT) antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta yang masih dipermasalahkan, subsidi harga tiket MRT juga menjadi persoalan tersendiri.

Jika proyek MRT jadi dilaksanakan, maka harga tiket untuk sekali naik MRT sekitar Rp 38 ribu. Harga tersebut cukup mahal, dan Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Jokowi ingin agar harga tiket bisa sekitar Rp 10 ribu.

Ketika ditanya mengenai kesanggupan Pemprov DKI memberikan subsidi bagi tiket MRT, mantan Wali Kota Solo menyatakan sangat tidak logis, jika harus memberikan subsidi sebesar Rp 28 ribu per tiket agar harga tiket MRT menjadi Rp 10 ribu, dari awalnya sebesar Rp 38 ribu.

"Kalau tiketnya (sudah) Rp 10 ribu terus diberi subsidi Rp 2.500 atau maksimal Rp 5.000, itu logis. Kalau tiket ini jadi Rp 10 ribu tapi kami harus subsidi Rp 28 ribu, yang benar saja. Logikanya, subsidi itu paling 25 persen," tutur Jokowi di Balai Kota, Rabu (5/12/2012).

Mengenai beban pembagian utang, Jokowi mengakui cukup sulit bagi pemerintah pusat untuk mengabulkan permintaannya, agar beban menjadi 70 persen ditanggung pemerintah pusat, dan 30 persen ditanggung Pemprov DKI.

"Saya ngerti ini sulit. Tapi, Pak Menko sudah bilang mau undang kami, Menhub, Menkeu, dan Kepala Bappenas. Agar semuanya bisa jelas," ucapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini