News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Proyek MRT

Jokowi-Hatta Berburu Solusi MRT

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mass Rapid Transit System (MRT).

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Pertemuan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa perihal mega proyek Mass Rapid Transit (MRT) memasuki babak akhir. Keputusan MRT pun segera muncul dari pertemuan itu.

"Dua hari lagi ketemu lagi dengan Pak Hatta. Jadi tinggal keputusan terakhir," kata Joko Widodo di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (18/12/2012) kemarin.

Hatta dan Jokowi intens berkoordinasi mengenai mega proyek MRT. Rencananya, pertemuan terakhir akan lebih fokus membahas pembagian beban utang pembiayaan investasi mega proyek MRT.

"Pokoknya agar minta pak Menko bisa memberikan jalan keluarnya," ucap Jokowi.

Hatta Rajasa mengamini pernyataan Jokowi. Mantan Menteri Perhubungan itu menjelaskan, proyek MRT akan dibahas di pertemuan terakhir.

"Kita akan segera bicarakan ini dengan pak Jokowi. Kita akan cari solusi yang terbaik," tegas Hatta.

Menurutnya, pembangunan MRT perlu didukung demi membebaskan Jakarta dari kemacetan.

"Iya kita akan bicarakan. Ini persoalan bagaimana subsidi itu bisa diberikan untuk per tiketnya agar tidak membebankan masyarakat dan tidak membebani DKI. Ini perlu kita lihat bagaimana strukturnya yang pas," ujarnya seraya mengemukakan, ia akan mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat MRT.

"Program-program DKI harus kita dukung karena menyelesaikan kemacetan di DKI ya integrated transportasi itu penting salah satunya adalah MRT," ungkapnya.

Mega proyek MRT ini diam-diam menjadi incaran perusahaan konstruksi Jepang, Tekken Corporation. Perusahaan yang memiliki spesialisasi di pembangunan kereta api beserta infrastrukturnya itu kepincut untuk ikut serta.

"Kami ingin sekali ikut proyek MRT, bagaimana caranya tidak tahu," papar Keiichiro Sakai, General Manager Tekken Corporation yang berdiri sejak 1 Februari 1944 dengan modal usaha 18,2 miliar yen dan sales 128,6 miliar yen saat ini.

Sakai yang diwawancarai langsung Tribunnews.com, Selasa (18/12/2012), mengaku sudah mengerjakan sepuluh proyek di Indonesia bekerjasama dengan perusahaan konstruksi WIKA di Indonesia. Dari sepuluh proyek itu kebanyakan proyek rel kereta api. Selain itu, ada pula jembatan dan pembangunan jalan tol di Jabotabek.

Saat ini Tekken yang sudah terlibat berbagai proyek di Indonesia sejak 30 tahun lalu sudah memiliki kantor sendiri di daerah Fatmawati Jakarta Selatan.

"Untuk pembuatan perusahaan patungan atau anak perusahaan di Indonesia belum kami pikirkan karena kami masih memiliki sedikit sekali proyek di Indonesia. Jadi hanya berdasarkan proyek per proyek yang ada," tambahnya yang sangat berharap semakin banyak proyek diperolehnya di Indonesia.

Berbagai pembangunan yang ada di Indonesia memang menarik perhatiannya, terutama berbagai proyek yang dilakukan perusahaan Jepang yang ada di Indonesia.

Keahlian Tekken terutama di bidang perkeretaapian dan jembatan. Sebuah jembatan besar dan indah serta terkenal di Jepang misalnya Rainbow Bridge yang ada di Yokohama merupakan hasil kerja dari perusahaan ini.

Selain peningkatan pengerjaan proyek di Indonesia sangat diharapkannya, Perusahaan ini juga akan mengerjakan berbagai proyek di Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara lain.

"Khusus proyek yang ada di Indonesia untuk arsitek dan pekerjaan civil engineering tentu kami juga sebagian mempercayakan kepada perusahaan yang ada di Indonesia karena memang mereka yang pasti tahu keadaan lingkungannya sebagai orang Indonesia," tambahnya.

Satu hal yang sangat mendapat sorotan adalah kemacetan luar biasa di Jakarta sangat memprihatinkan, "Perlu pembangunan berbagai infrastruktur seperti rel kereta api ke berbagai tempat dari luar masuk ke Jakarta sehingga kemacetan bisa teratasi dengan baik, sangat parah itu saat ini," ujarnya. danang/fajar

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini