TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemacetan di Jakarta sudah sangat kronis dan butuh waktu lebih dari lima tahun untuk mengurainya. Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengatakan dirinya saat ini hanya bisa menawarkan solusi jangka pendek untuk memecah kemacetan.
Apa solusinya? Tak berubah seperti pernyataannya beberapa waktu lalu, Jokowi mengatakan solusi jangka pendeknya adalah membenahi dan memperbanyak armada bus Transjakarta. Menurutnya saat 2013 nanti, pembenahan busway sudah mencapai 80 persen.
"Itu sudah meloncat lumayan. Kalau monorail, tiga sampai empat tahun rampung. Ini segera kita putuskan. Kalau MRT masih lama, bisa selesai (rute) sampai Kampung Bandan itu 2019. Tapi saya minta 2017 (selesai). Itu jangka panjangnya," ujar Jokowi, Jumat (21/12/2012) di Balai Kota.
"Apa kita ingin menikmati macet seperti ini terus? Enggak mau kan neraka kemacetan kita nikmati terus. Harus ada saling mendukung kebijakan. Nah kebijakan ini bertahap, misalnya pertama 3 in 1, tahapan kedua genap ganjil, ketiga ERP. Tahapannya seperti itu. Kita mau melakukan tahapan yang sama," lanjutnya.
Saat ditegaskan mengenai kepastian penerapan kebijakan ganjil genap, mantan Walikota Solo ini tak menjawab lugas. Menurutnya pemberlakuan ganjil genap masih tergantung sekali pada masukan dan koreksi. Ia pun masih meminta kajian mengenai ganjil genap diulang dan dilihat dari dampak ekonomi, sosial, dan politik.
Demikian juga dengan wacana Jakarta tak usah lagi dapat BBM bersubsidi. Orang nomor satu di Jakarta ini menuturkan pihaknya masih menerima masukan masyarakat apakah setuju jika Jakarta tak usah lagi dapat BBM bersubsidi.
"Itu kan gagasan. Biasanya gagasan kan enggak langsung dilakukan. Kita lempar dulu. Nanti masukan dari masyarakat seperti apa," tegasnya.