TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, dalam melaksanakan tugas, pihaknya dituntut memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
Karena, BNPB lahir dari keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap setiap bencana yang terjadi di Tanah Air.
“Pelayanan kami bukan semata-mata merupakan tanggung jawab, tapi merupakan sebuah panggilan hati,” ujar Syamsul dalam perayaan HUT BNPB di Mabes Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (29/1/2013) kemarin.
Perayaan yang mengambil tema ‘Dengan Pelayanan Prima, Semangat, dan Menjadi Semakin Tangguh’, dihadiri ribuan peserta.
Selain orasi Syamsul Maarif, acara juga diisi kegiatan pelatihan motivasi untuk menyemangati pegawai, agar selalu semangat dalam menghadapi bencana.
Soal tanggap darurat banjir di Jakarta yang sudah dicabut pada Minggu (27/1/2013), Jakarta saat ini masuk masa transisi.
"Masuk dalam tahap transisi, seperti pembersihan rumah dari lumpur, masalah kesehatan, dan faktor masyarakat untuk masuk ke tempat tinggal dengan bantuan alat kesehatan disinfektan," jelasnya.
Dalam masa transisi, BNPB berkoordinasi dengan Kemenkes terkait masalah kesehatan, Dinas Kebersihan untuk pembersihan sampah, dan Dinas PU untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak.
BNPB juga mendata kerusakan rumah warga akibat banjir. BNPB mewaspadai banjir hingga Maret 2013.
"Sekarang sudah masuk tahap pemulihan, tapi kami sudah mencanangkan sampai Maret. Menurut BMKG, walaupun sudah dicabut, tapi secara mental kami harus siap," paparnya. (*)