TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tim medis perlu turun langsung ke lapangan untuk memantau kesehatan warga. Hal itu juga dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi warga yang tidak mampu.
"Maka itu saya bilang, kedepan untuk orang yang tidak mampu, mesti ada tim yang turun ke kampung," ujar Basuki di Balai Kota, Jakarta, Senin (25/2/2013).
Hal itu dikatakan Basuki lantaran adanya informasi bahwa empat anak mengalami gizi buruk. Meski bukan warga Jakarta, keluarga si anak yang memiliki penyakit gizi buruk ini tidak bisa ke Puskesmas lantaran lokasi yang jauh.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, hal tersebut dapat mendeteksi siapa warga yang tak mampu yang tengah menderita penyakit, sehingga laporan-laporan mengenai masalah kesehatan bisa segera ditindaklanjuti.
"Saya rasa, Jakarta tidak mungkin ada gizi buruk kalau kita semua dari RT/RW bisa mengawasi," kata Ahok.
Sebelumnya, sebanyak empat orang bayi dengan kondisi gizi buruk dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Keempat bayi tersebut berusia di bawah satu tahun. Rata-rata keempat bayi berkelamin satu orang perempuan dan tiga orang bayi laki-laki itu mengalami gizi buruk sejak lahir.
Keempat bayi tersebut atas nama Alysa Noer Shalfah (4 bulan), warga Rawa Buaya, Cengkareng, dan Fatur Rohman (1), warga Kalideres, Jakarta Barat yang dirawat di kamar 502. Sementara itu, dua bayi lainnya, Doni (8 bulan), warga Kalideres dan Yoga Saputra (7 bulan), warga Cengkareng, Jakarta Barat dirawat di kamar 522
Salah satu orang tua bayi gizi buruk tersebut, Prihati (48), ibunda Yoga Saputra mengatakan, anak keduanya tersebut setiap makan, selalu muntah. Keadaan Yoga semakin diperparah lantaran anak keduanya tersebut dikasih makanan yang tidak bergizi.
"Yoga saya kasih makan seadanya, apalagi sekarang suami saya terkena stroke," ujar Prihatini.
Prihatini menambahkan, Yoga yang lahir dengan berat badan 2,2 kg juga mengalami susah makan, ditambah buang air yang intens dan batuk yang tidak pernah berhenti. "Awalnya anak saya, saya bawa ke Puskesmas Kelurahan Kapuk. Di puskesmas, anak saya dirujuk ke RSUD Cengkareng karena anak saya menderita gizi buruk," jelasnya.
"Di sini saya enggak dipungut biaya sepeser pun."
Sementara itu, Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Cengkareng Budiman mengatakan, keempat bayi yang mengidap gizi buruk tersebut disebabkan kurangnya mendapatkan asupan makanan bergizi karena kondisi orang tuanya.
"Para balita yang mengidap penyakit gizi buruk ini karena mereka tidak mendapatkan asupan makanan gizi yang cukup karena faktor ekonomi keluarga," ujar Budiman.
KLik: