TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menuturkan, pelayanan kesehatan 'keteteran' melayani warga ketika dicanangkannya Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang merupakan programnya sejak kampanye Pilgub DKI Jakarta tahun lalu.
"Ya kan karena dulu yang sakit ditahan di rumah karena tidak bisa bayar," ujar Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Joko Widodo juga mengajak membayangkan, sebelum adanya KJS ini, biasanya dokter hanya menangani 100 pasien. Namun ketika ada KJS, dokter dapat menangani Pasien sebanyak 170 orang.
Karenanya, Joko Widodo mengatakan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mengimbangi lonjakan pasien, khususnya bagi warga yang tidak mampu yang memegang KJS.
"Termasuk sampai kami putuskan dari kelas I diubah jadi kelas III kalau memungkinkan putuskan ya putuskan. Kelas I pun putuskan jadi kelas III tidak apa-apa, tapi kan kebutuhan tidak seperti itu, lonjakannya besar," kata Joko Widodo.
Mantan Walikota Surakarta ini juga enggan mengatakan lonjakan pasien tersebut sebagai bukti kesuksesan program KJS yang ia canangkan.
"Jadi terserah masyarakat yang menilai. Tapi bahwa kartu Jakarta sehat itu dimanfaatkan oleh warga, ya benar," ucap pria yang akrab disapa Jokowi ini.