TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajat Sudrajat (26) hanya terpekur memandangi jenazah istrinya yang terbujur kaku di kamar jenazah RSUD Cimacan, Cianjur, Jawa Barat. Pengantin muda yang baru dua bulan menikah ini tak meyangka, sang pujaan hatinya, Siti Badriatun (25) harus lebih dulu menghadap sang khalik.
Siti yang duduk di samping kiri bus berdampingan dengan Ajat, tak bisa diselamatkan tatkala badan bus PO Mustika Mega Utama sebelah kiri menghantam tebing Ciloto pada Rabu (27/2) sekitar pukul 11.30 WIB. 17 nyawa melayang dan 22 luka berat serta 36 luka ringan.
Korban lain yang selamat yakni Ibu Awit. Awit menuturkan, bus berangkat dari Cigudeg sekitar pukul 07.00 WIB. Dalam perjalanan, bus tidak ada masalah dan lancar. Namun saat memasuki Ciloto, bus sering meliuk-liuk. Diduga, sopir menghindari jalan berlobang. "Soalnya memang banyak jalan berlobang," kata Awit.
Awit yang duduk di bangku sebelah kanan merasakan bus bergoyang-goyang. Di jalan menurun dan mendekati tikungan, tiba-tiba sopir membanting bus ke kiri. Brakk! Bus menabrak tebing. "Semua menjerit," kata perempuan yang terluka di bagian kepala dan tangan ini.
Penumpang yang duduk di depan dan samping kiri terkena dampak paling parah. "Mereka tidak sempat menghindar karena tidak mengira bus akan menabrak tebing," ujar Awit.
Dewi Fitriani (26), warga di sekitar lokasi kejadian menuturkan, ia melihat bus nahas tersebut berjalan sangat kencang. "Tiba-tiba oleng lalu menabrak tebing. Langsung penyok, patah badan busnya," urai Dewi, penjual di warung Padang yang letaknya tak jauh dari lokasi.
Dari warungnya, ia melihat sekitar lima orang loncat dari belakang bus dan sudah dalam keadaan berlumuran darah. Dan ada juga anak kecil yang keluar dari bus sudah berlumuran darah.
Warga pun lantas berbondong-bondong untuk menolong korban. Sambil mengevakuasi korban, warga juga menghentikan mobil yang melaju untuk membawa korban ke RSUD Cimacan. "Seram liatnya, korbannya menjerit-jerit minta tolong. Ya kecelakaanya itu kayak film kartun, busnya kencang seperti terbang melayang terus nabrak tebing," kata Dewi.
Kapolres Cianjur Kombes Agustri menuturkan, korban tewas hingga Rabu malam sekitar pukul 21.00 WIB menjadi 17 orang. Kecelakaan ini adalah kecelakaan tunggal yang menimpa bus berplat hitam bernopol F 7263 K yang dikemudikan Dendi (45).
Pantauan Tribunnews.com bus jalanan sebelum tikungan tersebut berupa turunan terjal, kemudian menikung ke kiri. Akibat hantaman bus, tebing berupa susunan batu alam tersebut rusak sepanjang 4 meter.
Sementara itu kondisi bus rusak berat, terutama di sisi kiri bus yang menabrak tebing, kursi-kursi hancur berantakan, kaca depan bus copot, dan body bus penyok-penyok.
Ikuti berita tentang Kecelakaan Maut Puncak di Tribun Jakarta Edisi Digital atau copy link http://digital.jakarta.tribunnews.com/edition/2013/02/28/pagi