Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yanto, seorang pria berumur sekitar 30 tahun, diamankan aparat patroli Polsek Jatinegara setelah mengaku menjadi salah seorang tahanan yang kabur saat peristiwa pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, oleh puluhan anggota TNI dari Batalyon Armed 15, Kamis (7/3/2013) sekitar pukul 07.30 WIB.
Diamankannya pria berlogat jawa kental itu berawal saat salah seorang anggota intel Polres Jakarta Timur yang tak sengaja bertemu Yanto di Jalan DI Panjaitan, tepatnya sebelum Kantor Samsat Jakarta Timur. Anggota tersebut akhirnya melapor ke Polsek Jatinegara.
"Saya langsung datang ke lokasi sekitar pukul 17.30 WIB, langsung saya bawa ke sini (Polsek Jatienegara)," kata salah seorang anggota Patko Polsek Jatinegara kepadda Tribunnews.com, Minggu (10/3/2013).
Menurutnya, Yanto mengaku kepada polisi yang menyamar sebagai warga tersebut bahwa dirinya berhasil lolos saat peristiwa penyerangan Polres OKU dan melarikan diri ke Jakarta menggunakan bus. Saat digelandang ke Polsek Jatinegara, Yanto pun dimintai keterangan oleh anggota Serse. Namun sayang, apa yang dia ungkapkan berbeda dengan saat dirinya bercerita dengan polisi berseragam bebas yang ditemui pertama.
"Saya curiga juga. Namanya buronan kalau ditangkap kan harusnya melawan. Tapi ini diam aja. Pasarah," lanjut petugas tersebut.
Yanto yang memiliki ciri-ciri tinggi sekitar 160 cm, berkulit hitam, rambut ikal dan memiliki kumis tersebut menggunakan kaos hitam dan celana jeans yang menurutnya diberikan seseorang di masjid yang dikunjunginya dalam perjalanan dari Sumatera ke Jakarta. Hingga saat ini Yanto yang tak memiliki KTP tersebut masih dimintai keterangan intensif oleh petugas.
Petugas yang kesulitan karena pernyataan Yanto selalu berubah-ubah itu pun tak kehilangan akal. Yanto sempat diancam akan dimasukan sel jika dirinya tak memberikan keterangan yang jelas. Namun Yanto hanya bengong dan terlihat bingung. "Saya mau ke Patrol Cirebon, ketemu orang tua saya," katanya.