Laporan Wartawan Warta Kota, Gopis Simatupang
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Hindarsono, mengatakan, sebelum kecelakaan maut, Sabtu (30/3/2013) dini hari kemarin, Toyota Camry B 1596 KV diperkirakan melaju dengan kecepatan di atas 100 kilometer perjam. Setelah diperiksa, mobil itu telah mengalami modifikasi di bagian pelek. Hal itu ditengarai sebagai salah satu penyebab kecelakaan.
"Yang pasti, dia menggunakan pelek Mazda, yang sangat tipis. Kalau kecepatan tinggi bisa oleng. Diduga dia ngebut dan tidak sadar mobil oleng," terang Hindarsono, Minggu (31/3/2013).
Soal pelek tipis menjadi perhatian polisi tentang kemungkinan penyebab kecelakaan. Lagipula, kata Hindarsono, saat peristiwa terjadi didapat keterangan bahwa lokasi kejadian tidak bermasalah saat peristiwa terjadi. "Kondisi jalan terang dan tidak berlubang. Senin nanti kita berikan keterangan selengkapnya," ujarnya, menjelaskan.
Sementara, meski kedua korban meninggal dunia, polisi berencana akan terus menyelidiki kasus Camry maut tersebut. "Kita akan dalami kasus narkobanya, lalu mencari tahu penyebab kecelakaannya. Kan bisa saja, penyebab utama bukan karena narkoba, tetapi karena kecelakaan yang terdapat dalam mobil," tandasnya.
Seperti diketahui, peristiwa kecelakaan tunggal Toyota Camry hitam B 1596 KV terjadi di jalan tol TB Simatupang tepatnya di kilometer 25+400 arah timur Pasarminggu, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3/2013) subuh sekira pukul 04.00 WIB.
Akibat kecelakaan tersebut, dua orang tewas. Mereka adalah Yasir Lutfi Marfadi (30), pengemudi, dan Winda Angraini (25), penumpang. Sebelum kejadian, mobil Camry maut melaju dari arah barat (Lebakbulus) ke arah timur (Kampung Rambutan).
Setelah diperiksa, dari saku depan celana Yasir ditemukan satu paket sabu-sabu. Di dalam tas yang disimpan di dasbor juga ditemukan lima paket sabu dengan berat 5 gram. Selain sabu, polisi juga menemukan dua buah sangkur, 29 obat penenang merek dumolid yang masuk kategori psikotropika golongan empat, tiga buah bong, dua alumunium foil, cangklong, dan penyambung cangklong lengkap dengan korek serta timbangan digital berkapasitas maksimal lima gram.