TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kakek Rastim (71), pemilik warung kopi menjadi korban tewas ditembak orang tak dikenal di Bekasi, Jumat (31/5/2013). Dia tidak terlibat satu persoalan apa pun, namun dihabisi pelaku karena menatap wajah eksekutor Franciskus Refra alias Tito Kei (41).
"Kata menantunya Akik (kakek, Red), tadi malam, Akik ditembak setelah melihat wajahnya pelaku yang menembak Tito. Mungkin pelakunya takut dikenali, jadi dia ditembak juga," ujar Ijon, warga Kompleks Titian Indah, Medan Satria, Bekasi saat berbincang dengan Tribunnews.com di lokasi kejadian, Sabtu pagi.
Saat kejadian, Ratim berdiri di sisi kiri, tepatnya di sudut, dengan posisi menyamping kanan, Jalan Utama Titian Indah.
Sementara Ny Isnah, warga setempat menuturkan Popon, putri Ratim, pun sempat melihat seorang laki-laki berjalan. "Popon sempat melihat, dikira mau beli rokok. Orangnya pakai helm," kata Isnah, mengutip keterangan Popon.
Jumat (31/5/2013) malam, sekitar pukul 20.45 WIB, Rastim sedang menonton Tito Kei Refra bermain gaplek bersama tiga bapak-bapak di depan warungnya. Mereka yang bermain gaplek adalah Tito Kei, Gery, Hans dan Petrus.
Malam itu, Tito menghadap ke jalan. "Dia terbiasa menghadap ke jalan, dan memang tidak pernah dia duduk membelakangi pasar," ujar Isnah yang mengaku sudah sebulan lebih mengamati Tito dkk beraktivitas.
Niko, kerabat Tito Kei membenarkan warga suka bermain gaplek di lokasi kejadian. "Tapi cuma main-main, bukan judi. Paling kalau kalah disuruh membayarkan kopi pemenang," ujarnya.
Warung kopi milik Rastim ini terletak di tepi jalan, Kompleks Perumahan Titian Indah di Jalan Utama Titian Indah RT 03/011 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Ratim, dan istrinya asli Cilimus, Kabupaten Kuningan, dekat Cirebon, Jawa Barat. Saat itu ia dagang bersama anaknya, Popon. Istrinya sedang di kampung. Popon, putrinya, dan suaminya, yang baru tiga bulan menikah.
"Nanti jenazahnya akan dibawa ke Kuningan,'" kata Nurdin.