Tribunnews.com, Jakarta - Pedagang kerak telor yang berada di depan kawasan JIExpo, sekitaran jalan Kemayoran, Jakarta Pusat, berasal dari Garut, Jawa Barat. Hal ini diungkapkan Dedi (53), salah seorang pedagang kerak telor.
"Yang dagang di pinggiran jalan itu 100 persen dari Garut," kata Dedi. Dedi mengaku sengaja datang ke event tahunan Jakarta itu untuk mencari nafkah. Pasalnya, jika di kampung, pendapatannya tidak akan berlimpah seperti di Pekan Raya Jakarta.
Bersama teman-temannya, Dedi berjualan dari pukul 13.00 WIB hingga 01.00 WIB untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. "Per hari bisa ngantongin uang Rp150 ribu sampai Rp200 ribu. Kalau di kampung mah tidak bisa," katanya.
Menurut Dedi, tidak ada salahnya melestarikan kuliner khas betawi: kerak telor. Pasalnya, selama ini kerak telor sudah semakin hilang peredarannya di Jakarta. "Ini memang budaya orang betawi, tapi kan ga ada salahnya karena ga ada yang melestarikan. Harusnya orang betawi bangga udah ada penerus," katanya.
Penjaja Kerak Telor PRJ Ternyata Bukan Orang Betawi
Editor: Gusti Sawabi
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger