Laporan wartawan Wartakotalive, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wajah Imam Tabrani (46) penuh konsentrasi setiap ia menapakkan kakinya di lantai untuk berjalan. Pria dua anak itu lalu semringah setiap berhasil melangkah, walaupun hanya satu langkah kecil saja.
Sesekali badannya limbung. Jika sudah begitu, kedua tangannya sigap meraih dua pegangan besi di kanan dan kirinya. Imam pun berpegangan menopang tubuhnya.
Imam adalah korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Pondokgede, Jakarta Timur, pada Desember 2010 lalu.
Sebuah sepeda motor menabrak sepeda motor yang dikendarai Imam. Akibatnya kaki kanan Imam, mulai dari dengkul sampai betis remuk.
Sejak itu ia menjalani rawat jalan di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur. Setelah selama dua tahun lebih dirawat jalan, Imam mengaku lelah. Ia pun memutuskan dan meminta dokter mengamputasi kaki kanannya yang hancur. Amputasi pun dilakukan tim dokter awal April 2013.
Sejak itulah, Imam hanya memiliki satu kaki.
Imam mengaku dokter telah berupaya keras memulihkan tulang di kaki kanannya yang remuk.
Selama dua tahun, ia kerap bolak-balik ke rumah sakit dengan kaki kanan yang meradang.
Walau pengobatan dan perawatan diberikan gratis dengan Jamkesda yang dimilikinya, akhirnya Imam mengaku benar-benar lelah.
"Mulai dari pasang pen di dalam, pen luar, semua sudah dilakukan. Dokter meminta bersabar. Namun 2 tahun lebih, saya rasa cukup. Saya ikhlas dan mau cepat sembuh," kata Imam saat dijumpai Warta Kota, Sabtu (20/7/2013) pagi di Yayasan Peduli Tuna Daksa di Jalan Sunter Niaga IV, Sunter, Jakarta Utara.
Melalui Yayasan Peduli Tuna Daksa yang bekerja sama dengan PT AJ Sequis Life, sebuah perusahaan asuransi, Imam mendapatkan kaki palsu gratis.
Untuk mahir menggunakan kaki palsu di kaki kanannya yang teramputasi sampai ke paha, Imam harus berlatih setidaknya selama tiga bulan. Jika sudah mahir, Imam akan bisa berjalan kembali seperti orang biasa.
"Yang terpenting saya mau bekerja lagi. Selama dua tahun ini saya terpenjara dan tidak bisa menafkahi keluarga. Kini saya berharap bisa beraktivitas lagi," kata Imam dengan wajah berseri.
Imam mengaku selama dua tahun tidak dapat menjalani pekerjaannya. Setiap harinya Imam bekerja serabutan mulai dari kuli menguruk tanah, tukang sablon serta percetakan, hingga membantu desain taman.
"Teman-teman mau ajak saya kerja, tapi kondisi saya tidak memungkinkan. Setelah ini dan ada kaki palsu, teman-teman sudah menjanjikan akan mengajak saya kerja lagi," ujar Imam sambil tersenyum.
Imam menceritakan, sebelum kaki kananya diamputasi, ada tiga opsi yang diberikan dokter padanya dimana salah satunya amputasi.
Menurut Imam, ia memilih amputasi karena dua opsi lain tidak menjamin kakinya sembuh dan membuat ia bisa berjalan.
"Opsi amputasi adalah opsi yang lebih pasti dari dua opsi lainnya, untuk tulang kaki saya yang sudah hancur dan membusuk. Dua opsi lainnya pun tak menjamin kaki saya sembuh dan bisa dipakai berjalan. Justru ada risiko di dua opsi lain itu. Makanya saya setuju dengan tawaran dokter untuk amputasi," kenang warga Kampung Bulak RT 4/11, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi.
Kini Imam tampak semangat berlatih berjalan dengan kaki palsunya yang baru.
"Saya gak sangka bisa dapat kaki palsu gratis. Padahal setelah diamputasi, saya bingung cari uang untuk beli kaki palsu. Beruntung saya dapat kaki palsu gratis dari Sequislife," papar Imam.
Menurut Imam, informasi Sequislife memberi kaki palsu gratis didapatnya dari tetangga yang menerima broadcast Blackberry Messenger. "Dari sana, keluarga lalu menghubungi Sequislife dan diarahkan ke yayasan ini," papar Imam.
Dengan diantar rekannya menggunakan sepeda motor, Imampun bergegas menuju Yayasan Pedui Tuna Daksa, Jumat (19/7/2013). "Kaki saya lalu diukur dan kaki palsunya langsung jadi. Dan hari ini saya berkesempatan mencobanya sambil berlatih. Saya yakin, tiga bulan saya sudah mahir berjalan pakai kaki palsu ini. Saya berterimakasih banyak sama yayasan dan Sequislife," kata Imam berkaca-kaca.
Imam berharap dengan kaki palsunya ia tidak lagi menyusahkan anak sulungnya. Selama dua tahun ini, ekonomi keluarga ditanggung anak perempuannya yang paling besar.
"Dia bekerja di restoran cepat saji hamburger. Setelah ini, saya mau cari uang dan bekerja lagi," kata Imam optimis.
External Relations Manager PT AJ Sequis Life, Ferawati Gondokusumo, Minggu (21/7/2013), mengatakan, program kaki palsu gratis ini, merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2013 yang dilakukan pihaknya dengan bekerja sama bersama Yayasan Pedui Tuna Daksa.
"Sequislife menyediakan lebih dari 1.000 kaki palsu sepanjang tahun 2013 untuk masyarakat yang membutuhkan. Ini sebagai bentuk program CSR kami," kata Ferawati.
Menurut Ferawati, Sequislife masih membuka pendaftaran bagi yang siapapun yang ingin mendapatkan kaki palsu atau mereferensikan rekan, kerabat, keluarga atau siapapun yang yang membutuhkan kaki palsu, dengan mengunjungi situs www.sequislife.com/forable.
"Sampai saat ini, dari 1.000 lebih kaki palsu yang kami siapkan, sekitar 250 kaki palsu sudah kami salurkan kepada masyarakat yang membutuhkan," papar Ferawati.