Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih terus memburu pelaku penembakan anggota polisi lalulintas Polsek Gambir, Ajun Inspektur Pembantu Dua (Aipda) Fatah Saktiono (55), di Jalan Cirendeu Raya, tepatnya di depan Sekolah Al Fath, Ciputat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Minggu (28/7/2013) menegaskan, tim masih melakukan penyelidikan dan identifikasi terhadap pelaku penembakan.
"Saat ini masih dilakukan penyelidikan dan pencarian terhadap pelaku. Namun, belum ada perkembangan," kata Rikwanto.
Menurut Rikwanto, tim khusus yang dibentuk juga akan menelusurui senjata api yang digunakan pelaku dan diguga rakitan. Untuk itu pihaknya, kata Rikwanto, telah melakukan kerjasama dengan Polda Jawa Barat, Polda Lampung dan Polda Banten untuk menelusuri lokasi-lokasi yang diduga menjadi wilayah pembuatan senjata api illegal.
"Karena, dari beberapa pelaku kejahatan, disebutkan beberapa wilayah dimana dia membeli senjata-senjata itu," kata Rikwanto.
Menurutnya, kebanyakan dari senjata yang digunakan oleh pelaku kejahatan memang senjata rakitan bukan pabrikan.
Rikwanto menjelaskan, koordinasi dengan kepolisian daerah lain dilakukan bukan hanya untuk pencegahan diperbatasan melainkan untuk menelusuri pabrik pembuatan senjata rakitan.
"Karena, banyak pelaku yang pegang senpi mengaku beli putus. Artinya habis beli selesai tanpa tahu dimana membuatnya dan tidak berhubungan lagi dengan penjualnya," ujar Rikwanto.
Sehingga, katanya, pihaknya kesulitan menelusuri keberadaan para penjual senjata api rakitan itu.
Namun, kata Rikwanto, dari beberapa tersangka memang menyebutkan bahwa mereka membeli senpi dari penjual yang mengaku membuatnya di wilayah Jawa Barat, Lampung serta Banten.
Sementara, itu, kata Rikwanto, data Polda Metro Jaya menyebutkan senjata api yang dimiliki para pelaku kejahatan kebanyakan berasal dari pasar gelap.
Selain itu, dari hasil penangkapan 90 persen senjata yang digunakan adalah rakitan, sedangkan 10 persen adalah senjata pabrikan yang tidak terdaftar.
Untuk senjata pabrikan, kata Rikwanto, biasanya banyak beredar di pasar gelap. Senjata ini memang masuk ke Indonesia dari luar negeri.
Sampai saat ini, katanya, penyidik masih kesulitan dalam mencari lokasi pasar gelap tersebut.