TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak pernah membentuk organisasi Ahok Center.
Mantan Bupati Belitung Timur juga menegaskan, Ahok Center bukanlah mitra Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan.
"Saya enggak pernah bikin Ahok Center. Itu adalah relawan-relawan waktu dulu, yang setelah mereka tahu kami mau beresin rusun, ada masalah, relawan ini turun. Supaya tidak dianggap liar, mereka nulisnya Ahok Center, gitu loh," jelas Basuki di Balai Kota, Kamis (15/8/2013).
Pernyataan Basuki menanggapi data yang dikeluarkan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, mengenai data para kepala SKPD/UKPD yang melaporkan penggunaan dan pemanfaatan bantuan dari program CSR kepada gubernur.
Pada Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah, tertera mitra kerja 19 perusahaan pemberi CSR bernama Ahok Center.
Seperti dikutip Tribunnews.com dari Beritajakarta.com, Basuki menjelaskan bahwa Ahok Center didirikan semata-mata untuk membantu membenahi Jakarta, khususnya soal rumah susun (rusun).
"Saya tanya, kok pakai Ahok Center? Supaya mereka tahu. Saya enggak pernah resmiin kok, enggak ada apa-apa. Mereka turun ke lapangan untuk bantu laporin, SMS ke saya. Jadi, Ahok Center enggak ada organisasinya, itu relawan yang buka pos di Juanda," paparnya.
Basuki juga membantah keberadaan Ahok Center mengelola dana CSR dari sejumlah perusahaan.
"Ahok Center tidak punya rekening bank, dan menolak terima duit. Semua bantuan kan bentuknya sumbangan teman-teman, BUMD, dan bentuk barang. Mereka cuma bantu mengawasi barangnya agar tidak dicuri atau dijual. Mereka enggak mau terima duit, dan kami pun enggak pernah terima uang," bebernya.
Untuk itu, Basuki meminta warga segera melaporkan kepadanya, jika ada relawan Ahok Center minta uang.
"Kecuali kalau mereka mengatasnamakan Ahok Center buat minta-minta duit. Nah, itu kami pidana kalau sudah ada laporan seperti itu," tuturnya. (*)