Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan orang menggeruduk kedutaan Mesir untuk Indonesia di kawasan Menteng, pada Senin (19/8/2013). Massa merupakan gabungan dari berbagai organisasi massa (Ormas) Islam. Mereka mengatasnamakan Komite Nasional Untuk Kemanusiaan dan Demokrasi Mesir. Demo juga diikuti kaum wanita dan anak-anak.
Aliansi mengutuk tragedi berdarah yang menewaskan ribuan warga Mesir Pro Muhammad Mursi selaku presiden terguling. Mereka menyebut apa yang dilakukan tentara Mesir dan pemerintah berkuasa kepada masyarakat pro Mursi adalah sebuah 'pembantaian yang dilakukan teroris sesungguhnya'.
"Tindakan aparat dalam membubarkan aksi damai di Nahdhoh Square dan Rab'ad Adawiyah merupakan tindakan biadab," teriak orator berapi-api. Massa menyambutnya dengan meneriakkan takbir.
Spanduk dan poster berisi kecaman dibentangkan. Beberapa poster menunjukkan gambar para korban yang meninggal dengan tragis dalam pengusiran berdarah oleh tentara Mesir. Yel-yel dukungan kepada kaum muslimin di Mesir terus berkumandang selama demonstrasi berlangsung.
Mereka menganggap, besarnya jumlah korban tewas di Rab'ah Adawiyah sebesar 4500 jiwa dan sekitar 15 ribu korban luka, seperti sebuah skenario pembunuhan yang disengaja. Mereka juga menuduh dalam hal ini Barat ada di belakang aksi beringas tentara Mesir.
"Ini kan lucu. Demokrasi adalah ciptaan bangsa barat. Rakyat Mesir telah melaksanakan itu. Tapi, setelah muslim menang, kudeta dilakukan. Ini sangat aneh. Bangsa Barat tidak ingin muslim berkuasa di Mesir," kata orator.
Dalam aksinya, massa juga menuntut Bahaaeldeen Dessouki selaku dubes Mesir untuk Indonesia agar menyampaikan kepada pihak Mesir agar tidak merampas hak-hak kaum muslimin di Mesir.
"Para tentara harus mendapat peradilan oleh lembaga HAM nasional dan Internasional. Ungkap dan seret pelaku kebiadaban kejahatan kemanusiaan itu ke Mahkamah Internasional di Den Haag," ucap orator.
Demonstrasi yang dilakukan hari ini adalah yang kedua kalinya dilakukan, setelah kemarin massa menggelar aksi di kedubes Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Demonstrasi berjalan damai dan tertib dengan penjagaan pihak keamanan seperti dari Polri dan Satpol PP. Selama dua jam orasi dilakukan. Beberapa orator juga secara bergantian memimpin pembacaan doa untuk para korban yang tewas dalam kecamuk di Mesir. Mereka membubarkan diri tepat pada 16.00 WIB.
Nur Hasan Zaidi dari Persatuan Umat Islam (PUI) mendesak agar pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono aktif dalam mendesak perdamaian di Mesir. Dia menganggap selama ini presiden hanya bisa berucap "prihatin" dan hal itu tidaklah cukup membantu para muslimin dari agresi tentara Mesir.
"Presiden jangan-jangan lupa bahwa Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI. Jangan hanya bisa bilang prihatin. Tapi lakukan tindakan nyata untuk mencegah pembantaian berlanjut," kata Hasan kepada Warta Kota di lokasi demonstrasi.