Lurah Susan, Tetap Tegar Ditengah Penolakan Warga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Namanya belakangan ini menjadi sorotan, aksi penolakan sekelompok orang yang mengaku warga Kelurahan Lenteng Agung, membuat Lurah berparas cantik itu menjadi incaran media.

Ditemui di ruang kerjanya di Kantor Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dengan gayanya yang ramah dan santai, wanita bernama lengkap Susan Jasmine Zulkifli itu mengaku tidak pernah menyangka dirinya akan mencapai posisi lurah dalam karirnya sebagai abdi negara.

"Saya sih kerja-kerja aja, yang penting berprestasi, kalo naek jabatan ya nanti dengan sendirinya," ujarnya, Rabu (28/8/2013).

Ibu satu orang putri itu menuturkan, dirinya berkarir di dalam dunia birokrasi sejak awal tahun 1990an di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN). Ia mengawali karirnya sebagai staf biasa di BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan.

Sekitar tahun 1993, Susan kemudian memperoleh kesempatan melanjutkan pendidikannya dengan beasiswa yang ia peroleh. Ia pun mengambil kesempatan tersebut dan berhasil merampungkan studinya di Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Indonesia.

Selepas menyelesaikan studinya, wanita berusia 43 tahun itu melanjutkan karirnya sebagai pegawai negeri di BKKBN dan berkiprah di lembaga tersebut selama kurang lebih 22 tahun.

"Tahun 2012 baru saya dipromosiin jadi Kasi (Kepala Seksi) Sarana dan Prasarana di (Kelurahan) Senen," ujar ibu dari Claudia Gabriel Kaunang (17) itu.

Terpilihnya Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta membawa angin segar bagi perubahan sistem birokrasi di Jakarta, salah satunya adalah penerapan sistem lelang untuk jabatan Lurah dan Camat di DKI Jakarta.

Ribuan PNS kemudian mencoba peruntungan dan kemampuan mereka dengan mengkuti proses lelang tersebut. Salah satunya adalah Susan yang saat itu masih menjabat Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kelurahan Senen.

Kala itu, istri dari R. Daniel Kaunang (47) itu mengaku tertarik untuk mengikuti proses lelang karena ia percaya dengan kemampuannya. Ia yakin mampu lolos dalam proses seleksi lelang.

Akhirnya dengan berbekal niat dan kepercayaan diri, Susan mendaftarkan dirinya sebagai peserta lelang jabatan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

Niat Susan itu ternyata mendapat dukungan penuh dari keluarga, sang suami bahkan memberikan support dan dorongan semangat kepada dirinya untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani proses seleksi.

"Suami dukung banget, dia malah yang bawel nyuruh saya belajar terus waktu mau lelang, mungkin dia mau lihat istrinya sukes," tukasnya seraya tertawa.

Sang suami memang sejak awal memberikan dukungan akan karirnya sebagai seorang pelayan masyarakat. Termasuk saat menjabat sebagai Lurah, suaminya tetap memberikan dukungan meskipun ia terkadang harus pulang larut menyelesaikan pekerjaannya.

"Suami gak ada komplen, ya kerjaan saya memang seperti ini. Dia justru support saya," katanya.

Terkait penolakan sekelompok warga Lenteng Agung yang keberatan dengan penempatan dirinya sebagai Lurah Lenteng Agung, Susan mengaku tidak terlalu memikirkan persoalan tersebut.

Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah dirinya bekerja sebaik dan semaksimal mungkin menjalankan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya.

"Mereka itu kan warga saya, menyalurkan aspirasi silakan saja. Saya hanya melaskanakan tugas saja sesuai dengan SK," tuturnya.

Ia juga enggan berkomentar lebih lanjut terkait aksi penolakan terhadap dirinya itu, ia menegaskan dirinya saat ini hanya fokus untuk melaksanakan amanat yang diberikan kepadanya selaku Lurah Lenteng Agung, terkait jabatan itu merupakan wewenang Gubernur.

"Kalo itu bukan wewenang saya, saya cuma kerja aja disini, itu kan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur (mengangkat Lurah), saya hanya bekerja saja dan melayani," katanya.