News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tinggal di Rumah Susun yang Sama tapi Beda Fasilitas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga beraktivitas di kawasan padat penduduk di pinggir Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (21/8/2013).

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga pemukiman Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, senang karena akan direlokasi ke Rusunawa Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Sebaliknya, warga Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, justru sedih. Sebab, mereka yang sejak Februari 2013 menghuni rusun tersebut, tidak mendapat fasilitas apapun.

"Tadi kami lihat kamar mereka akan dikasih tv, kulkas, springbed, sampai kompor, sedangkan kami tidak mendapat fasilitas apa-apa, hanya unit rusun," kata Rokayah (33), saat ditemui di Rusunawa Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (29/8/2013) siang.

Menurut Rokayah, sebenarnya jika melihat kondisi, warga di Waduk Pluit lebih parah. Karena, mereka mengalami banjir, sehingga perabotan rumah habis.

"Saya ke sini enggak bawa apa-apa, karena barang sudah habis kena banjir semua. Malah, kami sekeluarga tidur cuma pakai karpet, enggak ada kasur, dingin, apalagi masih ada anak saya yang kecil," tutur ibu tiga anak.

Menurut Rokayah, ia berharap Pemprov DKI Jakarta juga bisa memberikan fasilitas yang sama terhadap warga relokasi. Sebab, ia sudah tidak mampu membeli perabotan untuk rusunnya.

"Suami saya cuma tukang sate, penghasilan paling cuma Rp 20 ribu sehari, makanya saya enggak minta macam-macam, seenggaknya kami dikasih kasur saja," pintanya.

Rokayah tinggal bersama suaminya, Majuri (43) dan tiga anaknya. Anak pertamanya, Solihin (21), bekerja sebagai perajin sablon di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

Anak keduanya, Soleh (15), bekerja sebagai penjahit di Jembatan Lima Penjaringan, dan anak terakhirnya Siti (1).

Sedangkan, suaminya, Majuri hanya bekerja sebagai tukang sate di Pluit Penjaringan, dan hanya kembali ke rusun sebulan sekali.

"Memang tinggal di sini lebih nyaman sih, enggak perlu takut banjir lagi. Kalau di sana suka deg-degan kalau hujan besar, pasti banjir," paparnya.

Hal senada dikatakan Aisyah (54), yang tinggal di Blok A 4.11. Ia berharapĀ  bisa mendapatkan perabotan rumah tangga tersebut.

"Saya ke sini rusunnya masih kosong sama sekali, enggak dapat fasilitas apa-apa, sekarang kami tidur di lantai pakai karpet, pasti kalau malam dingin," cetusnya.

Sementara, ketika dikonfirmasi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, menjawab singkat singkat permintaan warga bekas Waduk Pluit.

"Iya nanti satu-satu, nanti kami urus," ucapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini