News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Artefak Dicuri

Polisi Fokus Periksa Pemegang Kunci Artefak

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi membawa perlengkapan untuk melaksanakan olah tempat kejadian perkara hilangnya 4 artefak emas koleksi Museum Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2013). Artefak dari zaman Mataram Kuno yaitu lempengan naga mendekam, lempengan Harihara, lempengan bulan sabit, dan wadah bertutup, diketahui hilang dari tempat penyimpanannya di Ruang Khasanah museum tersebut pada Rabu, 11 September pagi. KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

TRIBUNNEWS, JAKARTA - Polisi memfokuskan pemeriksaan kepada pemegang kunci lemari artefak yang hilang di Museum Nasional atau Musem Gajah. Hingga Rabu (18/9/2013), polisi telah memeriksa intensif 45 saksi hilangnya empat artefak abad 9 dan 10 itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, mengatakan polisi juga memeriksa sekuriti yang biasa menjaga dan bertanggung jawab atas tempat artefak. "Penyidik dari Polres Jakpus sudah merekonstruksi mini di TKP," kata Rikwanto.

Dari rekonstruksi itu, kata Rikwanto, ditemukan sejumlah kejanggalan. "Seperti kunci lemari artefak. Kalau memang itu dibongkar paksa, harusnya rusak ataupun ada beberapa bagian lemari yang pecah baik kayunya. Namun ini tidak rusak," papar Rikwanto.

Karenanya, polisi sementara menyimpulkan lemari artefak sengaja tidak dikunci atau ada kunci duplikat yang sengaja dibuat untuk mencuri artefak itu.

"Saat ini sedang di telusuri bagaimana proses pemegangan kunci dan serah terimanya termasuk waktu kapan tepatnya artefak hilang dari lemari penyimpanan," kata Rikwanto.

Sementara, menurut Rikwanto, museum berada dalam pengawasan ketat petugas. Sedangkan, polisi mengamankan museum hanya dari luar.

"Pengamanan terhadap suatu objek vital, kami memang dilibatkan. Tetapi polisi tidak melakukan pengamanan bagian dalam suatu objek vital melainkan pengamanan terhadap ancaman dan kegiatan yang berada di luar objek vital. Kalau pun kita masuk ke dalam sistem keamanan setempat, kita lebih kepada konseling," papar Rikwanto.(BUM)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini