TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raibnya 4 artefak emas peninggalan abad sembilan dan sepuluh dari Museum Nasional atau Museum Gajah beberapa waktu lalu, masih terus ditelusuri polisi.
Saat ini, polisi terfokus memeriksa 5 orang saksi yang patut dicurigai. Ke lima saksi itu adalah dari orang dalam Musemum Nasional yakni petugas security dan staf museum bagian koleksi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto menjelaskan dalam pemeriksaan terhadap 5 saksi yang dicurigai itu, penyelidikan juga akan mengarah ke keluarga saksi.
"Saksi yang diperiksa, juga terkait akan kegiatan harian mereka," kata Rikwanto.
Menurutnya, polisi juga akan memeriksa rekening para saksi yang dicurigai penyidik akan terkait pada kasus ini.
"Juga memeriksa rekening yang dicurigai penyidik," katanya.
Pendalaman ini, kata Rikwanto, dilakukan untuk menemukan siapa orang yang paling punya akses untuk membuka dan menutup lemari dimana ke empat artefak hilang itu disimpan.
"Juga yang punya akses ke lemari itu saat kehilangan terjadi. Apabila terbukti, maka sangat mungkin dari para saksi itu akan ditingkatkan sebagai tersangka. Bahkan kalau diperlukan ada pengembangan lain, maka saksi lain akan kita periksa kembali juga," papar Rikwanto.
Rikwanto menjelaskan selain itu pihaknya juga masih memeriksa dekoder rekaman 19 line CCTV yang ada di Museum Nasional tersebut.
"Penyidik juga sudah ke Bandara Soetta dan ke tempat tertentu bersama Interpol, agar artefak hilang itu tidak sampai ke luar negeri," kata Rikwanto.
Walaupun begitu, Rikwanto tidak dapat memastikan apakah artefak itu masih di Indonesia atau sudah lari ke luar negeri.
Menurutnya belum ada informasi siapa kolektor yang memburu artefak itu. "Yang jelas memang ada yang menginginkan. Tapi prosesnya masih dalam pendalaman," kata Rikwanto.(bum)