Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari hasil pra-rekonstruksi yang dilakukan pihak kepolisian, sudah ada kejanggalan terkait hilangnya artefak di Museum Nasional. Namun, kejanggalan tersebut enggan disebutkan oleh pihak kepolisian guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Untuk sementara ini ada yang janggal dengan beberapa hasil pra-rekonstruksi yang dilakukan, mudah-mudahan kami harap bisa ungkap segera siapa pelakunya," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2013).
Sementara itu, Kepala Seksi Kemitraan Museum Nasional, Yulius mengatakan tidak mengetahui benar atau tidaknya pihak kepolisian untuk mengadakan rekonstruksi kejadian hilangnya 4 artefak. Namun, hingga kini dia masih menunggu kejelasan apakah pihak kepolisian jadi melakukan pra rekonstruksi atau tidak.
"Belum ada koordinasi dengan pihak kepolisian terkait pra-rekonstruksi hari ini. Tapi, setiap harinya pihak kepolisian terus melakukan pengecekan terkait hilangnya 4 artefak itu. Saat ini Museum Nasional gedung lama belum dibuka untuk umum," kata Yulius.
Yulius menjelaskan bahwa ada perubahan pola penjagaan yang dilakukan oleh pihak Museum Nasional setelah hilangnya 4 artefak itu. Menurutnya, saat ini petugas keamanan hanya terbagi dalam 2 regu yang beranggotakan 22 orang.
"Ada penambahan personel dari 15 orang per regu jadi 22 orang. Pengerucutan regu dari 3 menjadi 2," kata Yulius.
Menurut Yulius, saat ini pihak Museum Nasional menyerahkan proses penyidikan kepada pihak kepolisian. Namun, ada tim khusus untuk membantu pihak kepolisian dalam mengungkap kasus hilangnya 4 artefak itu. Akan tetapi dia enggan membeberkannya karena sedang sibuk menanti tamu kenegaraan yang akan berkunjung ke Museum Nasional.
Hal ini dikarenakan Museum Nasional di gedung baru akan melakukan pameran.
"Enggak tahu saya soal itu, saya lagi sibuk mau menyambut kedatangan tamu negara. Sabar, mudah-mudahan cepat bisa terungkap. Kami terus berusaha tapi biar pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan," kata Yulius.