News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puncak Hujan di Jakarta Terjadi di November dan Januari

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta menjalankan alat berat, di Penjaringan, Jakarta Utara, yang akan dinormalisasi, Selasa (8/10/2013). Pekerjaan normalisasi waduk tersebut dipercepat dengan menambah jumlah alat berat dan pekerja dengan tujuan menyelesaikan proyek sebelum musim hujan tiba. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Puncak hujan di Jakarta diperkirakan jatuh pada pertengahan November 2013 dan akhir Januari 2014. Potensi banjir akan lebih banyak terjadi saat puncak musim hujan kedua, yakni pada Januari.

Pemda masih berupaya melakukan langkah pencegahan banjir di sejumlah tempat. Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian, Jumat (11/10/2013), mengatakan, puncak hujan pada November belum berimbas banyak pada banjir besar. Sebab, sebagian besar air hujan akan terserap ke tanah atau mengisi kanal-kanal yang kering.

”Yang patut diwaspadai adalah puncak hujan di akhir Januari karena air tanah dan kanal sudah jenuh semua,” ucapnya.

Potensi banjir bulan Januari akan semakin besar jika hujan turun disertai rob, hujan maksimal di kawasan Puncak pada sore hari, dan air hujan tiba di sungai-sungai Jakarta dini hari.

Edvin mengatakan, secara detail, curah hujan pada Januari dan potensi banjir besar baru terlihat 10 hari sebelumnya karena BMKG akan menganalisis faktor-faktor lain yang memengaruhi curah hujan di Jakarta dan sekitarnya.

Dari situs BMKG disebutkan bahwa ada dua kecamatan di DKI Jakarta yang berpotensi mengalami banjir menengah pada bulan Oktober, yakni Cilandak dan Jagakarsa.

Kecamatan lain yang berpotensi mengalami banjir rendah pada Oktober, antara lain, di Cengkareng, Grogol Petamburan, Senen, Tanah Abang, Cilandak, Jagakarsa, Cakung, Cipayung, Kelapa Gading, Penjaringan, dan Tanjung Priok.

Sementara pada November, ada sembilan kecamatan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang berpotensi mengalami banjir menengah. Pembuatan prakiraan potensi banjir ini merupakan hasil kerja sama tiga instansi, yakni BMKG, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, dan Bakosurtanal.

Benahi saluran air

Secara terpisah, Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat Herning Wahyuningsih mengatakan, pihaknya masih mengerjakan pemulihan fungsi saluran air di sejumlah tempat, termasuk di pusat kota, Jalan Medan Merdeka Timur.

”Kami usahakan agar pengerjaan refungsi saluran air bisa rampung bulan ini sehingga pada puncak musim hujan bulan November, air bisa tertampung,” kata Herning.

Pengerjaan pemulihan saluran air lainnya masih akan dilakukan hingga akhir tahun ini jika ada anggaran belanja tambahan untuk wilayah Jakarta Pusat. Pemprov DKI menargetkan optimalisasi fungsi sungai kecil di 80 lokasi dan pembuatan 1.958 sumur resapan untuk menambah daya tampung air.

Pemprov DKI juga sedang membangun dua lokasi pembuangan akhir endapan waduk dan kali se-DKI. Kedua tempat pembuangan itu berada di Ancol Barat, Jakarta Utara, dan di Kilometer 14, Jalan Daan Mogot, Duri Kosambi, Jakarta Barat.

Adapun sumur resapan yang dibuat baru sekitar 23 persen. Sumur dibuat dengan kedalaman 60 meter-200 meter, terutama di 200 lokasi rawan genangan dan banjir di Jakarta. (ART)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini