News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo Buruh

Dua Luka Bacok Saat Buruh Vs Ormas: Kami Tak Takut Preman Bayaran

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan buruh dari berbagai perusahaan dan organisasi melakukan sweeping terhadap perusahaan yang masih melakukan aktivitas kerja di kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur, Kamis (31/10/2013). Sweeping dan unjuk rasa buruh dilakukan terkait mogok nasional yang akan dilakukan hingga 1 November untuk menuntut kenaikan upah sebesar 50 persen di tiap provinsi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delapan buruh mengalami luka, dua di antaranya menderita luka bacok akibat bentrokan antara sebuah organisasi kemasyarakatan yang mengadang buruh saat akan aksi mogok nasional di East Jakarta Industrial Park (EJIP), Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/10/2013). Bentrok juga membuat 18 kendaraan rusak.

Menanggapi hal tersebut ini, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan, pihaknya akanĀ  menggelar aksi mogok yang jauh lebih besar.

"Kami tidak takut preman yang dibayar. Buruh sedang memperjuangkan nasibnya dan keluarga mereka juga. Perjuangan buruh untuk kesejahteraan kerakyatan," katanya di sela aksi buruh di Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Jakarta Timur, Kamis (31/10/2013).

Dirinya menyebutkan, aksi mogok nasional yang melibatkan sekitar dua juta buruh di berbagai kawasan industri dan sekitar pabrik ini telah diberitahukan kepada Mabes Polri. Dengan demikian, dia meyakinkan kaum buruh untuk tidak takut memperjuangkan nasibnya.

"Walaupun diserang, kami akan lakukan perlawanan," katanya.

Diberitakan, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, mengatakan bentrokan yang terjadi pukul 08.15, Kamis (31/10), bermula dari sikap warga yang tidak terima dengan aksi buruh yang berlangsung selama beberapa hari terakhir ini.

Unjukrasa dianggap salah karena mengancam sentra ekonomi warga semisal jasa ojek, warung makanan dan minuman, pengolahan limbah dan sewa kos.
Bentrokan, kata Rikwanto, melibatkan 15 ribu buruh dari PT Schneider Indonesia dan PT Abacus Kencana yang tengah berunjuk rasa dengan kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas PP.

Rikwanto menuturkan awalnya rombongan ormas PP yang melintas dihadang oleh rombongan dari PT Abacus. Kemudian terjadilah keributan dan saling melempar batu.

"Akibatnya delapan orang luka dimana dua orang diantaranya luka bacok serta 18 sepeda motor ikut dirusak," kata Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (31/10/2013).

Untuk meredam keributan agar tidak meluas, kata Rikwanto, pihaknya menurunkan 4000 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Bekasi, dan TNI.
Para personel melakukan pengamanan ke lokasi kejadian dan berupaya memisahkan dua kubu yang bentrok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini