TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Gubernur Jakarta (era Fauzi Bowo), Prijanto, akhirnya angkat bicara soal pertanyaan, "Mengapa dirinya baru ikut mempersoalkan sengketa lahan Stadion Taman BMW (Bersih Manusiawi dan Berwibawa) sekarang?"
Itu mencuat dari Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sempat mempertanyakan, mengapa Prijanto tidak mengangkat persoalan itu saat dirinyan berkuasa bersama Fauzi Bowo?
"Justru sebagai mantan Wagub saya sangat peduli dan merasa ikut tergugah untuk memperjelas status lahan proyek BMW. Mengapa baru sekarang? Ya karena saya tahu data-datanya setelah tidak menjabat jadi Wagub," tegas Prijanto dalam siaran pers yang dilayangkan ke Tribunnews.com, Jumat (15/11/2013).
Menurut Prijanto, lahan di lokasi rencana proyek Stadion Taman BMW memang harus diperjelas sebelum dibangun agar di belakang hari tidak terus bermasalah.
Setidaknya ada tiga persoalan di atas lahan tersebut, antara lain:
- Masalah Pengembang (developer) VS Ahli Waris
Menurut Prijanto, ada tindakan pemalsuan dokumen tanah dan pemalsuan oleh pengembang.
Ini masuk wilayah pidana umum.
- Masalah Pengembang VS Ahli Waris
Ada persoalan perdata karena belum tuntasnya masalah ganti rugi dengan pemilik lahan.
- Masalah Kesepakatan Pemprov DKI dan Pengembang
Pemprov DKI memasukkan lahan BMW dalam daftar aset. Padahal ada kewajiban pengembang yang dianggap selesai padahal masih dipersoalkan oleh keluarga pemilik lahan.
"Padahal ada unsur pidana korupsi, mengapa dimasukkan daftar aset?" tulis Prijanto.
Prijanto dan para keluarga pemilik lahan bersama dengan politikus AM Fatwa sudah menyerahkan dokumen-dokumen bukti kepemilikan lahan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Dokumen yang sama juga sudah ditembuskan kepada Gubernur Joko Widodo dan Wagub Basuki Purnama alias Ahok.