TRIBUNNEWS.COM – Ratusan pedagang parsel musiman menggelar lapak di trotoar persis seberang Stasiun Cikini. Mereka berjualan parsel menjelang momentum perayaan Natal dan Tahun Baru setelah lapak yang disewa di Stasiun Cikini dibongkar pada Agustus silam.
Menurut Tris (40), salah seorang pedagang toko parsel Berkah, Rizky Abadi, berjualan parsel musiman merupakan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan. Sejak lapaknya dibongkar, ia dan suami harus berusaha keras menjajakan parselnya untuk biaya kebutuhan keempat anaknya dan beberapa pekerjanya.
Ia juga mengaku, lokasi Cikini yang terkenal dengan penjualan persel membuatnya kembali berjualan. Hal ini mengingat para pelanggannya sudah mengetahui toko tempatnya berjualan di Cikini.
"Mau enggak mau jualan di sini, waktu itu tokonya kan digusur, ini mata pencaharian saya Mbak. Orang-orang juga pada tahu kalau parsel kan jualnya di Cikini, ini juga kan cuma sebentar jualannya," ujar Tris saat di Jalan Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Tidak hanya itu, kata Tris, parsel yang sering diminati para pengunjung untuk momen Natal ialah makanan dan peralatan makan, seperti gelas dan cangkir.
Harga parsel seperangkat gelas ialah mulai kisaran harga Rp 450.000 hingga Rp 1,2 juta. Ia tak terlalu menargetkan omzet. Menurutnya, untuk perayaan Natal, omzetnya tak sebesar kala hari raya Idul Fitri.
Mengenai perizinan menggelar lapak di trotoar, Tris telah mengantongi izin dari pihak kelurahan untuk berdagang selama 20 hari. Ia juga sadar, lahan tersebut seharusnya tidak diperbolehkan untuk berjualan.
"Kita sudah minta izin kepada yang punya daerah sini, kayak pihak kelurahan, mereka mengizinkan asalkan tidak lebih dari tanggal 28 Desember," katanya.
Tris mengaku tak dipungut biaya untuk berdagang di sana. Namun, ia secara sukarela membayar uang kebersihan.
Hal senada juga diungkapkan Nendy (50), pemilik toko Sarianah Ratan. Ia juga mengambil kesempatan untuk menjajakan dagangan di trotoar. Tidak hanya menjual parsel, ia pun menjual berbagai rotan keranjang untuk parsel yang lebih sering diminati pembeli daripada parsel.
"Mau enggak mau jualan di sini. Ini juga cuma sebentar saja, habis enggak ada tempat lagi, banyak juga yang tahu tempat ini," jelas Nendy.
Menurutnya, walaupun omzet penjualan pada saat perayaan Natal tidak terlalu besar daripada Lebaran, ia tetap bersemangat mencari rezeki untuk menghidupi keluarganya. Tidak hanya itu, cuaca juga berpengaruh pada minat pengunjung untuk membeli parsel.
"Kalau sekarang ini sih agak kurang ya, namanya juga dagang kadang sepi kadang ramai. Mana sering hujan, mungkin orang jadi malas," kata pria paruh baya itu.