TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa kasus penembakan Halte Trans Jakarta di Jakarta Timur yang terjadi sepanjang tahun 2013 belum dapat diungkap polisi.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, AKBP Didik Sugiarto menuturkan, pihaknya kesulitan menangkap para pelaku tersebut. Hal itu lantaran jejak pelaku tidak terlacak.
Terlebih tidak berfungsinya kamera pengawas atau CCTV yang terpasang di setiap halte menjadikan kasus tersebut jalan di tempat alias mandek.
"Hingga saat ini kami belum bisa menangkap pelaku penembakan di beberapa halte busway di Jakarta Timur, selain tidak ditemukan proyektil peluru, jejak pelaku tidak terekam oleh kamera pengawas karena kondisi rusak,"ujar Didik, Selasa (31/12/2013).
Pada penembakan yang terjadi di Halte Trans Jakarta Raden Inten pada Selasa 24 Desember lalu, berdasar pada pengakuan saksi mata di lapangan, sebelum penembakan terjadi, terlihat pengendara mobil Honda Jazz melintas mendekati halte tersebut.
Sama halnya pada penembakan di Halte Jembatan Stasiun Cawang pada Jumat 9 Agustus lalu, saksi menyatakan sebuah mini bus melintas dengan cepat sesaat sebelum terdengar bunyi letusan. Kendati demikian, Didik belum dapat memastikan pelaku penembakan dari serangkaian aksi tersebut merupakan kelompok yang sama.
"Kami belum bisa memastikan pelaku kelompok yang sama atau bukan. Mengenai kelompok teroris atau hanya sekedar pemuda iseng itu juga masih kami selidiki," ujarnya.
Menindaklanjuti terjadi kasus serupa, Polres Jakarta Timur berencana menjalin kerjasama dengan Unit Pengelola (UP) Transjakarta CCTV untuk memaksimalkan pemasangan CCTV.
"Kalau ada CCTV yang berfungsi bisa memantau sekitar, dan bisa membantu penyidik saat terjadi lagi kasus kejahatan seperti penembakan halte," kata Didik.