Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ribuan korban banjir di Kampung Pulo yang mengungsi di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mulai membutuhkan air bersih untuk mandi, cuci, kakus (MCK), Senin (13/1/2014).
Warga mengeluhkan, satu unit mobil MCK yang tersedia masih kurang. Lasma (34) warga RT 004/03 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, menyebut, akibatnya saat buang air atau mandi, sebanyak 215 korban banjir harus rebutan. Diketahui, mereka mengungsi di Kantor Sudin Kesehatan Jakarta Timur.
"Mobil MCK baru ada satu, ya minimal ada dua lah biar warga tidak antri. MCK sangat dibutuhkan warga di tempat pengungsian karena kondisinya sangat darurat. Kalau hanya ada satu, warga bisa berebutan karena kan yng ngungsi di sini sangat banyak," katanya saat ditemui dilokasi, Senin (13/1/2014).
Hal senada dikatakan Rusdi, seorang pengungsi korban banjir Kampung Pulo. Menurutnya, air dan MCK yang kurang dikhawatirkan kesehatan anak-anak akan terganggu.
"Yang kasihan anak-anak, mau buang air susah mandi juga tidak," kata Rusdi.
Sementara itu, Kasie Pengendalian Sampah dan Air Limbah Septic Tank, Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Kurlie, mengatakan, di Jakarta Timur telah dikirim 3 unit MCK mobile. Masing-masing ditempatkan di tempat pengungsian yang ada di kantor Sudin Kesehatan Jakarta Timur, GOR Jakarta Timur dan Kampus Binawan Cawang.
"Rencananya di Posko Sudin Kesehatan Jakarta Timur akan ditambah satu unit MCK Mobile, mengingat jumlah pengungsinya bertambah banyak. Mudah-mudahan sore nanti sudah ada dua," ujar Kurlie.
Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan warga di tempat pengungsian, pihaknya mengirimkan 32 unit MCK Mobile yang disebar di lima wilayah. Kapasitas MCK mobile ini ada yang memiliki 3 dan 6 pintu. Diyakini MCK tersebut cukup untuk kebutuhan warga di tempat pengungsian.
Rencananya, seluruh MCK mobile itu ditempatkan di tempat pengungsian selama masih ada warga mengungsi. Jika warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing maka seluruh MCK Mobile ini akan ditarik kembali.
Untuk air bersih, pihaknya mengerahkan empat mobil tangki air bersih. Masing-masing kapasitasnya 6 kubik atau 6.000 liter. Jika air bersih habis maka yang akan mengisinya dari Dinas Kesehatan DKI.
Kendala yang dihadapi di lapangan, petugas kesulitan menjangkau posko pengungsian lantaran akses jalannya banyak terputus akibat banjir. Belum lagi kepadatan lalulintas sehingga cukup menghambat mobilitas.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Unu Nurdin, mengatakan, untuk penanganan banjir, dikerahkan 523 petugas. Mereka membersihkan sampah yang terhanyut oleh banjir, terutama yang tersangkut di pinggir jalan dan pemukiman warga. Kemudian 53 mobil truk sampah juga dikerahkan ke lima wilayah ibukota. Selain itu ada 13 truk tangki air kotor, enam shovel loader 6 dan 25 gerobak motor.
"Pengambilan sampah belum bisa dilakukan maksimal sekarang karena kan masih banjir. Kalau air sudah surut petugas kami baru bisa memungut sampah secara maksimal, baik yang ada di darat maupun di air," ujar Unu Nurdin.
Pihaknya juga akan melakukan inventarisasi sarana Kebersihan yang rusak untuk perencanaan perbaikan.
Kemudian melakukan perbaikan sarana dan perlengkapan yang rusak, melakukan pembersihan sisa-sisa sampah, puing yang berada di lokasi bencana, jalan, jembatan, dan trotoar yang mengganggu lalu lintas umum serta mengangkutnya ke TPA Bantar Gebang, Bekasi.