Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengklaim bahwa bantuan ke pengungsi korban bencana banjir tidak ada yang terhambat lantaran kurangnya koordinasi antara pihak Kelurahan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Saat ditanya soal adanya kabar bantuan ke pengungsi yang terhambat, Jokowi malah balik bertanya ke wartawan. Ia lalu memastikan bantuan sudah tiba dan lengkap tersedia.
"Tersendat apa? Bantuan sudah datang dari jam 3 dan jam 8. Semuanya tersedia," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Jokowi mengatakan, dirinya selalu melakukan cek di lapangan terkait distribusi bantuan tersebut. Meskipun ada keterlambatan dari Dinas Sosial DKI, mantan Walikota Solo ini melihat bahwa lurah sendiri yang langsung memberikan bantuan.
"Sudah kami cek di lapangan itu. Tapi saya selalu cek lagi itu bantuan dari siapa," ucap Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPBD DKI), Bambang Surya Putra menjelaskan alasan mengapa bantuan sering terlambat mencapai kantong-kantong pengungsian.
"Kami tidak mendapat laporan lengkap dari pihak Kelurahan," ujar Bambang di kantornya, Balai Kota, Jakarta, Senin (13/1/2014).
Bambang menjelaskan, lambannya informasi dari pihak Kelurahan misalnya laporan yang diterima BPBD DKI tiap enam jam jumlahnya memiliki gap atau celah yang signifikan, sehingga saluran terlambat sampai ke pengungsi.
"Itu kendala utama, sehingga kami asumsikan boleh jadi warga-warga yang harusnya menerima distribusi logistik lambat tertangani," kata Bambang.
Bambang memberi contoh kasus celah data informasi pengungsi yang diterima dari pihak Kelurahan, salah satunya di Kelurahan Rawa Jati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
"Di Rawa Jati, dari lurah itu cuma 100 warga, tapi laporan dari warga malah sekitar 2 ribu," kata Bambang.