Tribunnews.com, Tangerang - Demi melancarakan rencanan sodetan Ciliwung-Cisadane, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sejak pagi sudah meluncur ke Pintu Air 10 Cisadane, untuk bertemu dengan Wakil Gubernur Banten Rano Karno. Selama perjalanan, spanduk penolakan rencana sodetan terpampang "menyambut" rombongan Jokowi.
Spanduk tersebut terpampang di sepanjang jalan seperti di Jalan Kali Pasir, Jalan Baharudin, yang mengarah ke Pasar Lama, Suka Rasa, Tangerang. Deretan spanduk yang tak terhitung jumlahnya terpampang di pagar pinggiran Sungai Cisandane.
Spanduk-spanduk tersebut mengatas namakan warga setempat. Beberapa di antarannya betuliskan, "Banjir Bukan Untuk Dibagi", "Tolak Sodetan Cisadane", "Jangan Tambah Derita Kami" dan "Jangan Pindahkan Masalah Banjir ke Wilayah Kami".
Spanduk dipasang dengan berbagai ukuran, berupa banner atau spanduk kain. Jumlahnya berkisara lebih dari sepuluh. Informasi yang dihimpun Kompas.com, spanduk tersebut terpasang sejak Jumat (24/1/2014) malam.
Menanggapi adanya spanduk penolakan tersebut, Jokowi menjawabnya dengan kalem sambil melempar senyum. Jokowi tidak berkomentar banyak tentang seruan penolakan tersebut.
"Bagus," kata Jokowi, sambil mengangkat ibu jarinya.
Rencana pembuatan sodetan itu berdasarkan rapat koordinasi yang dihadiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum, pimpinan daerah Jakarta, Jawa Barat, Bogor, Depok, dan Bekasi, pada Senin (20/1/2014). Di sana diputuskan untuk membuat sodetan Ciliwung-Cisadane yang akan dibangun mulai tahun ini. Debit air yang masuk dari sodetan itu hanya 200 meter kubik per detik. Artinya, debit air di Cisadane dalam kondisi maksimal akan mencapai 1.350 meter kubik per detik. Level itu jauh dari kapasitas maksimalnya. Jokowi yakin bahwa sodetan tersebut tidak mengakibatkan banjir di Tangerang.