TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon anggota DPD dapil Jakarta, Rommy menggagas gerakan #betterJKT. Gerakan ini digagas untuk mewujudkan kedisiplinan warga Jakarta yang dirasa sudah mengkhawatirkan.
"Gerakan ini pada awalnya diarahkan untuk mengingatkan kembali pentingnya kedisiplinan dalam tujuan hidup yang layak di Jakarta. Jangan masuk jalur Trans Jakarta, jangan buang sampah sembarangan, dan lain lain," kata Rommy dalam pernyataannya, Minggu(26/1/2014).
Menurut Rommy, ide #betterJKT bermula sudah sejak lama sebelum pria ini berniat mencalonkan diri di pentas pemilu Indonesia. Saat itu kata Rommy ia kembali pulang ke Jakarta setelah merantau ke negeri orang.
"Banyak hal-hal positif yang saya lihat akan sangat cocok untuk diterapkan bagi warga Jakarta untuk kearah Jakarta yang lebih baik,"katanya.
Tidak lama usai resmi ditetapkan KPU menjadi calon anggota legislatif DPD (non-partai) untuk pemilu 2014 maka lanjut Rommy berinsiatif membuat gerakan #betterJKT sebagai salah satu program yang dibentuk karena kecintaaan terhadap kota Jakarta dimana kota inilah masa awal pembentukan dirinya sebagai pribadi, sebagai bagian dari keluarga, serta sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
Juga sebagai media untuk mensosialisasikan persoalan budaya atau kebiasaan bagus yang dilihatnya di luar negeri yang cocok untuk Jakarta yang lebih baik.
"Hal mengenai kehidupan di luar negeri bukan berarti menyatakan negara lain selalu lebih baik dari kita, namun dalam rangka perbaikan supaya negara kita khususnya Jakarta sebagai ibukota menjadi lebih baik lagi,"ujarnya.
"Saya banyak melihat hal baik yang saya temukan dari negara lain. Ketika saya harus tinggal dan bertahan hidup hampir selama 9 tahun di negeri orang (Australia dan UAE), saya bertanya apa yang menyebabkan rumah kedua saya (Australia dan UAE) lebih nyaman daripada rumah tempat saya lahir dan besar, jawabannya adalah rumah kedua saya sudah benar-benar layak untuk ditinggali, fasilitas publik seperti taman terbuka, kebersihan ruang publik, transportasi publik sudah cukup memadai,"tambahnya.
Jakarta yang lebih baik menurut Rommy adalah Jakarta yang sudah benar-benar layak tinggal. Artinya, sebagai warga bisa merasa nyaman, aman dan bebas dari segala bencana. Jakarta yang lebih baik adalah dimana warganya sudah lagi tidak melakukan perbuatan "yang tidak pada tempatnya"
Pertama, berhenti buang sampah sembarangan. Kedua, berhenti mendirikan bangunan di daerah resapan air. Ketiga, berhenti menyeberang sembarangan (untuk pejalan kaki), Keempat, berhenti berkendara bukan pada tempatnya, contohnya mobil pribadi masuk jalur busway, motor memakai jalur pejalan kaki dan sepeda.
Menurut Rommy, pengguna sepeda harus diberi akses atau jalur khusus, dengan alasan pengguna sepeda tidak memakai BBM bersubsidi dan juga tidak menyumbang kemacetan dan polusi. Kelima, berhenti untuk tidak berjualan bukan pada tempatnya.
"Pedagang kaki lima tak boleh berjualan di jembatan penyeberangan, trotoar, dan berjualan memakai ruas jalan. Enam, berhenti untuk tidak naik dan turun kendaraan umum bukan pada tempatnya (untuk pengguna transportasi umum selain transjakarta), Ini dilihat dengan masih banyak kendaraan umum yang mangkal dan juga menaik dan menurunkan penumpang bukan pada tempatnya. Untuk Jakarta yang lebih baik, ada banyak hal yang pantas ditiru dari negara maju seperti Australia, hal yang paling sedehana adalah kedisiplinan,"ujarnya.
Gerakan ini lanjut Rommy terbuka untuk siapa saja, tidak ada bentuk organisasi, tidak ada struktur siapa pun berhak menyuarakan ide dan gagasannya. Untuk ikut aktif silakan ikuti akun twitter @betterJKT.
"Yang kami harapkan mau berpartisipasi adalah mereka yang secara rutin melakukan aktivitas di kota jakarta dan sudah lelah menghadapi "kusutnya" ibukota yang tak kunjung terurai. Dan khususnya mereka yang memiliki kesadaran dan keyakinan bahwa secara individu maupun kolektif dapat "menjadi bagian" dari Jakarta yang lebih baik,"ujarnya.
"Cara ikut aktif adalah dengan mengisi database relawan di website http://betterjakarta.com/volunteer/ untuk kemudian akan dikirimkan newsletter mengenai berita dan kegiatan yang membutuhkan partisipasi mereka. Untuk saat ini kami belum mengarah kepada partisipasi donatur lebih fokus kepada menggerakkan kesadaran warga untuk ikut serta secara langsung,"tutup Rommy.