Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolres Jakarta Timur Kombes Mulyadi Kaharni menyebutkan, saat ditemukan warga kondisi mayat Feby Lorita (31), telah membusuk.
Menurut Mulyadi, Asido Simangunsong alias Edo (22), sang pelaku pembunuh Feby membawa mayat janda anak satu itu, keliling Jakarta mencari tempat yang tepat untuk membuangnya menggunakan mobil Nissan March.
Menurut Mulyadi, lantaran kebingungan, Edo meminta bantuan kakaknya, Daniel (28). Kepada Daniel, Edo mengaku mayat tersebut adalah korban tabrak larinya.
"Selama tiga hari sejak tanggal 22 Januari dia berkeliling Jakarta, dia sempat berniat membuang korban di Jalan Juanda Depok, namun urung dilakukan karena ada razia polisi," kata Mulyadi kepada wartawan, Senin (3/2/2014).
Dirinya menjelaskan, Edo sengaja mengikat kedua kaki dan tangan kiri Feby dengan tali kabel, agar mayatnya muat ke dalam bagasi mobil.
"Setelah membunuh, Edo mengikat kaki dan tangan korban serta membungkusnya dengan kain gorden. Biar muat masuk dalam bagasi," katanya.
Keduanya, kemudian memutuskan meninggalkan jasad Feby yang telah membusuk dan berbau tak sedap di dalam mobil yang terparkir di samping TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur pada Sabtu 25 Januari lalu.
Diketahui, Feby Lorita ditemukan tewas di bagasi mobil Nisan March berwarna putih bernomor polisi F 1356 KA yang terparkir di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa, Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Korban tewas dengan luka bekas jeratan di bagian leher. Wanita yang memiliki tato salib di punggung itu diketahui sebagai warga Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.