TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan telah membahas masalah kerusakan pada onderdil transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB). Ia bersyukur karena Pemprov DKI Jakarta belum membayarnya secara penuh, baru sekitar 20 persen sebagai uang muka.
Basuki mengatakan, apabila bus itu memiliki spesifikasi yang tidak baik, maka Pemerintah Provinsi DKI tidak segan-segan menolak dan memulangkan kembali bus yang telah didatangkan tersebut.
"Biar mereka rugi sendiri, memang kita pikirin? Mana ada kena uap laut bisa karatan. Ini besi apa seng?" kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (10/2/2014).
Mengetahui adanya kekurangan ini, Pemprov DKI Jakarta tidak langsung menyetujui perjanjian pengadaan bus selanjutnya. Basuki mengatakan, kini Inspektorat DKI telah memeriksa dan mengawasi pengadaan bus melalui agen tunggal pemegang merek (ATPM) PT San Abadi. Jangan sampai, ada oknum Dinas Perhubungan DKI yang sudah tahu ada kerusakan pada onderdil, tetapi tetap terima.
"Masa sudah karatan barang segede gajah begitu enggak kelihatan? Kan gila," ujar Basuki.
Basuki mengatakan, DPRD DKI Jakarta tidak memenuhi usulan Pemprov DKI untuk mengadakan 3.000 bus sedang dan 1.000 transjakarta. Tahun ini, DPRD hanya menyetujui pengadaan sekitar 750 transjakarta dan 2.500 bus sedang.
Pemprov DKI akan melakukan pengadaan barang melalui katalog digital oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Basuki menginginkan agar Pemprov DKI memiliki barang dengan harga terjangkau, tetapi awet hingga 20 tahun mendatang. Bus-bus baru itu akan dikelola oleh PT Transjakarta, dan Pemprov DKI memberikan penyertaan modal pemerintah (PMP) dalam APBD untuk badan usaha milik daerah itu.
"Kalau bus rusak model kayak begini kita terima, enggak sampai setahun sudah jebol. Orang lewati laut saja sudah karatan. Ini Jakarta loh, kan gila," kata Basuki.
Secara terpisah, Direktur PT San Abadi Indra Krisna mengatakan, berkaratnya beberapa komponen transjakarta disebabkan cuaca buruk saat pengapalan. Pengiriman bus dari China sedianya memakan waktu dua pekan. Akibat cuaca buruk, pengirimannya molor menjadi 6 pekan.
"Barang apa pun, kalau kondisi 6 enam minggu berada di sekitar laut, pelabuhan, atau di laut dengan kondisi angin laut, akan berdampak negatif. Maka, yang terjadi adalah beberapa minor komponen mengalami karat," kata Indra di Balaikota Jakarta, Senin.
Dari 90 bus baru transjakarta yang sudah beroperasi, ada lima bus yang komponennya mengalami kerusakan. Sementara itu, dari 30 bus baru untuk BKTB, 10 unit di antaranya mengalami kerusakan onderdil.