Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Atap gedung Karang Taruna Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, hampir rata dengan tanah. Beruntung tak ada korban di gedung yang biasanya menjadi tempat pengungsian korban banjir ini.
Belum diketahui secara pasti penyebab ambruknya gedung yang saat ini dimanfaatkan warga untuk menyimpan 280 kotak suara Pemilu 2014. Hanya saja bangunan itu memang dianggap sudah berumur tua, lantaran dibangun sejak 2002 lalu dan belum juga direnovasi.
Ambruknya bangunan itu hanya membuat rusak sejumlah peralatan dapur umum yang biasa digunakan untuk penanganan bencana, serta meja dan kursi yang ada di dalamnya rusak tertimpa reruntuhan bangunan.
"Atapnya sudah turun dan melengkung sejak awal Februari," kata Didi (60), seorang petugas kebersihan di lokasi kejadian, Rabu (5/3/2014).
Dirinya mengatakan, pada Senin siang, Didi diminta untuk mematikan listrik di gedung seluas 15 x 20 meter itu karena gedung dikhawatirkan akan roboh.
"Saya ambil tangga yang di dalam dulu karena atapnya semakin turun. Terus saya diminta untuk mematikan listrik. Eh, setelah saya matiin listrik dan keluar, atapnya langsung roboh," ujarnya.
Sementara itu, Lurah Cipinang Melayu, Saeful Hayat mengaku, sudah melaporkan kejadian tersebut ke Sudin Sosial Jakarta Timur. Bahkan, pihak Sudin Sosial sudah mengecek kondisi bangunan yang ambruk tersebut. Hanya saja, saat ini pintu SKKT dikunci rapat, karena menunggu proses pemeriksaan pihak terkait.
"Kami sudah laporkan kasus ini ke Sudin Sosial Jakarta Timur. Kami berharap cepat diatasi karena bangunan ini aktif digunakan untuk kegiatan warga," kata Saeful.