Tribunnews.com, Jakarta — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak akan memproses laporan sejumlah warga Rumah Susun Pinus Elok, Jakarta Timur, yang terancam diusir pada akhir pekan ini. Padahal, mereka mengaku telah membayar uang sebesar Rp 80 juta kepada oknum pengelola rusun.
Menurut Basuki, hal itu dilakukan untuk memberi efek jera kepada warga menengah ke atas agar tidak mencoba-coba menempati rusun milik pemerintah.
"Mereka beli dari orang, calo, biarin aja. Ini membuat orang kapok untuk beli. Kemarin ada yang beli sampai Rp 80 juta. Rasain lu," kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balaikota Jakarta, Kamis (6/3/2014).
Selain itu, Ahok mengaku tak akan menindak jika ada anak buahnya yang terlibat. Namun, ia mempersilakan kepada warga yang menjadi korban penipuan jika ingin membawanya ke ranah hukum.
"Biarin mereka yang tuntut. Jangan nyuruh gue, enak aja, susahnya nyari gua. Waktu enak, diam-diam. Padahal, saya sudah suruh jangan beli rusun," ujarnya.
"Justru aku mau bikin mereka panas, biar langsung lapor polisi. Biarin oknumnya dipidana, begitu dipidana, baru gue pecat," katanya lagi.
Seperti yang diberitakan, Pemprov DKI memang berencana mengusir penghuni-penghuni rusun ilegal. Padahal, unit-unit rusun diperuntukkan untuk relokasi warga bantaran kali dan waduk yang memiliki ekonomi menengah ke bawah.