Laporan Wartawan Warta Kota Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Ratusan karyawan Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Kota Bogor menggelar aksi demo menuntut tunjangan kesejahteraan. Para karyawan menilai, selama ini pendapatan RSMM terus meningkat tapi tidak dibarengi peningkatan kesejahteraan para keluarga.
Menurut Ketua Pokja Kesejahteraan RSMM Mahdi Boman Yusuf, pendapatan rumah sakit 60 persennya untuk operasional dan 40 persen untuk tunjangan kesejahteraan atau remunerasi para karyawan PNS.
"Tetapi yang terjadi 40 persen untuk remunerasi ini masih di mereka alihkan untuk biaya belanja pegawai non PNS dan itu salah," ujarnya di sela-sela aksi demo, Senin (10/3/2014).
Sehingga pendapatan katanya, apa diterima pagawai tidak sesuai dengan Pendapatan Non Pajak (PNP) rumah sakit. Dalam aksi ini, pihaknya menuntut agar penyesuaian remunerasi minimal sesuai standar tunjangan kinerja (tukin). Artinya, bila rumusan remunerasi sesuai dengan tukin karyawan akan lebih sejahtera.
Dia menjelaskan, untuk honor non PNS sendiri bervariasi. Untuk lulusan SLTA honornya Rp 400 ribu dan SLTA keperawatan honornya Rp 650 ribu
"Sedangkan non PNS setingkat S1 itu honornya Rp 1.100.000. Itu belum termasuk uang makan dan transportasi perhari," katanya.
Pihak direksi RSMM berjanji akan merevisi kesalahannya.
"Kita inginnya yang 40 persen itu hanya untuk kesejahteraan saja," katanya.
Dalam aksinya, ratusan massa berkumpul ditengah lapangan sambil menyuarakan tuntutannya sambil membawa keranda sebagai simbol matinya keadilan. Aksi tersebut digelar dalam kondisi hujan. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat para pendemo.