TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bagi para penderita tuna daksa yang membutuhkan kaki palsu, di tahun 2014 ini bisa mendapatkannya secara gratis. Sebab PT Asuransi Jiwa Sequis Life atau Sequislife kembali mendonasikan 1000 kaki palsu gratis kepada siapapun yang membutuhkannya.
Sebelumnya di tahun 2013, Sequislife telah berhasil mendonaskan 1000 kaki palsu gratis kepada penyandang difabel di seluruh Indonesia. Tatang Widjaja, President Director dan CEO Sequislife menuturkan donasi 1000 kaki palsu gratis ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk 'From Disable to The Able'.
Menurut Tatang, pihaknya kembali mendonasikan 1000 kaki palsu di tahun 2014 ini, karena kebutuhan akan kaki palsu di Indonesia masih cukup tinggi. Ia menjelaskan dari data Badan Pusat Statistik tahun 2010 lalu, jumlah masyarakat yang tergolong kesulitan berjalan tingkat parah sebanyak 105.555 dan ditahun 2014 dipastikan meningkat.
"Karena kami percaya bahwa kaki adalah anggota tubuh yang penting bagi seseorang untuk mampu mandiri atau mengurus diri sendiri. Hal ini sejalan dengan tujuan dasar pendirian Sequislife, For A Better Tomorrow, yaitu membantu masyarakat Indonesia meraih hari esok yang lebih baik," papar Tatang, dalam pembukaan program CSR Sequislife, From Disable to The Able tahun 2014, dengan simbolisasi pemasangan penerima kaki palsu pertama kepada Rina Fatina Oktari (25 tahun) warga Cipulir Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, di Kantor Sequislife di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2014).
Dengan adanya kaki palsu, kata Tatang, diharapkan menolong mereka kembali beraktivitas baik bersekolah maupun bekerja. Tatang menjelaskan di tahun 2013, Sequislife melakukan program CSR yang sama dan telah berhasil mendonasikan 1000 kaki palsu kepada yang membutuhkan.
"Yogyakarta, Palembang dan Bandung menjadi wilayah terbanyak yang menerima bantuan kaki palsu tahun 2013, dimana lebih dari 170 kaki palsu yang disalurkan pada setiap wilayah tersebut," katanya.
Selain itu, kaki palsu terdonasikan juga ke wilayah Jabodetabek, Aceh, Palembang, Balikpapan, Garut, Malang, Bandung, Cirebon,Yogyakarta dan Solo. Sementara untuk tahun 2014 ini, menurut Tatang, Jawa Barat masih menjadi targetnya karena banyak penderita tuna daksa yang membutuhkan kaki palsu di sana.
"Kami berharap agar bantuan kaki palsu dari Sequislife dapat menyebar ke lebih banyak wilayah lagi di Indonesia seperti Madura, Kalimantan, Kupang, dan lainnya," tambahnya.
Tatang menuturkan, Sequislife kembali menggandeng Yayasan Peduli Tuna Daksa (YPTD) untuk menyalurkan bantuan kaki palsu karena kualitas kaki palsu dari YPTD cukup mumpuni untuk digunakan.
Selain ringan, mudah diperbaiki tanpa harus datang ke yayasan, berbahan anti pecah dan terbakar, cara penguncian mengunakan standard internasional, telapak kaki tidak mudah rusak dan disesuaikan dengan karakter kaki untuk pekerja lapangan.
Penerimka kaki palsu, akan diberikan kartu garansi seumur hidup untuk setiap kaki yang mereka terima. Tatang menjelaskan masyarakat Indonesia juga dapat berpartisipasi dengan cara mendaftarkan keluarga, kerabat atau kenalan mereka yang dianggap layak untuk menerima kaki palsu melalui website Sequislife di http://www.sequislife.com/forable.
Dengan syarat: Minimal berumur 4 tahun dan maksimal 70 tahun, tidak ada luka pada kaki yang diamputasi, untuk pasien dengan riwayat sakit gula/diabetes luka harus kering, masa setelah amputasi minimal 7 bulan untuk pemasangan kaki palsu.
Pembukaan Program “From Disable to The Able” yaitu bantuan 1000 kaki palsu, dilaksanakan dengan diskusi interaktif bersama sejumlah penerima kaki palsu di tahun 2013 dan penerima kaki palsu 2014 yang baru.
Diskusi bertema 'Langkah dan Semangat Baru Untuk Hari Esok Lebih Baik' dengan pembicara Psikolog dan hipnoterapis klinis, Liza Marielly Djaprie, M.Si,Psi,CH serta Habibie Afsyah, pemuda difable yang dikenal sebagai motivator muda dan disable netpeneur.
Penerima kaki palsu pertama 2014 dari Sequislife, Rina Fatina Oktari (25 tahun) warga Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang mengalami cacat kaki sejak lahir mengatakan dirinya dapat kabar dari teman bahwa ada program kaki palsu gratis Sequislife.
"Kemudian saya ke yayasan Peduli Tuna Daksa dan ternyata benar saya bisa dapat kaki palsu secara gratis. Dengan adanya kaki palsu ini saya dapat beraktivitas seperti orang normal lainnya," ujar Rina yang kini dipercaya menjadi seorang administrasi di sebuah perusahaan swasta dengan kaki palsunya.
"Sekarang saya bisa berjalan dan akhirnya mendapat pekerjaan. Semoga kesempatan ini akan dapat dirasakan juga oleh para tuna daksa lainnya," tambah Rina pada saat simbolisasi penerimaan kaki palsu pertama dari Sequislife. (Budi Malau)