Laporan Wartawan Tribunnews.com Deodatus S. Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Seorang siswa kelas IX Global Prestasi School (GPS), sekolah bertaraf internasional di Bekasi, Js, dikeroyok tujuh orang temannya.
Js dikeroyok karena dianggap bersikap sok. Ia dikeroyok pada 14 Februari 2014 lalu, di perumahan Persada Golf, Jatibening. Pengeroyokan itu, berlangsung sekitar pukul 17.00 - 18.00 WIB.
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka memar pada bagian wajah. Peristiwa ini, baru terungkap lima hari kemudian setelah dua orang siswi yang menyaksikan kejadian melapor ke pihak sekolah.
"Kata mereka, anak saya suka bersikap sok. Katanya anak saya sering pakai topi dimiringkan," tutur Julius, orang tua JE, kepada Tribunnews.com, Kamis (13/3/2014).
Pihak sekolah, lantas memanggil ketujuh pelaku pada 20 Februari 2014. Namun, pihak sekolah baru menyampaikan kejadian ini kepada Julius, 10 hari setelah kejadian.
Dari hasil pertemuan antara Julius, Kepala Sekolah GPS Yuli Tan, dan orang tua pelaku, dua otak pengeroyokan akan dikeluarkan dari sekolah.
Namun, hingga kekinian kedua siswa tersebut masih bersekolah dan hanya mendapat hukuman.
Ketujuh pelaku, merupakan teman seangkatan JE. DVD dan ADT dianggap sebagai dua otak pengeroyokan dan menjadi eksekutor paling brutal. Sisanya MCH, DO, RZK, GZ, dan FRL.
"Saya beranggapan mereka iri hati kepada anak saya. Soalnya anak saya mau ikut coaching clinic di (sirkuit) Sentul," kata Julius.