TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Dwi Rio Sambodo meluncurkan buku berjudul 'Catatan Dari Kebon Sirih' di toko buku Gramedia Matraman. Buku tersebut mengungkapkan pemikiran mengenai rakyat yang dituangkan lewat tindakan politik di parlemen.
Di sela acara peluncurkan buku, Rio mengatakan bahwa sebelum dirinya menjadi anggota DPRD DKI, telah ada beberapa pemikiran tentang politik yang terjadi saat itu. Kegelisahan mengenai pemikiran politik itulah yang kemudian dituangkannya dalam goresan tinta menjadi sebuah buku.
"Bagian utama mengenai substansi buku Catatan Dari Kebon Sirih, adalah mengenai nilai dasar perjuangan ideologis. Kegalauan dan kegelisahan terhadap kondisi yang ada pada saat itu, menggerakkan pikiran dan tindakan politik. Sehingga menjadi semacam semangat kenapa kita harus masuk ruang kekuasaan," ujar Rio, Jumat (14/3/2014).
"Menurut saya, ruang kekuasaan yang dimasuki lewat jalan politik adalah bagian dari semangat untuk mengejewantahkan cita-cita perjuangan sebelumnya," lanjutnya.
Rio yang saat ini duduk sebagai anggota Komisi E DPRD DKI, menjelaskan bahan pokok yang harus diselesaikan oleh anggota parlemen adalah bagaimana realitas dan persoalan yang ada di masyarakat bisa dipecah dengan politik kebijakan lewat parlemen.
Dalam buku tersebut, kata Rio, dituangkan beberapa contoh potret persoalan sosial di masyarakat mulai dari akses layanan kesehatan, sampai masalah pendidikan.
"Saya bersama rekan-rekan coba mendorong bagaimana kemudian politik kebijakan di parlemen bisa mendekati pemecahan masalah yang dihadapi warga," paparnya.
Rio mencontohkan saat paripurna DPRD DKI tahun 2010 untuk menyiapkan APBD DKI 2011, pihaknya menawarkan mengenai konsepsi rumah sakit tanpa kelas yang dimaknai sebagai upaya untuk melakukan diskriminasi. Menurutnya, semua cerita tersebut tertuang dalam buku 'Catatan Dari Kebon Sirih' yang telah ditulisnya.
"Kami juga mendorong sekolah gratis sampai 12 tahun dan menjadi program unggulan Pemda DKI," katanya.