Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil riset Indonesian Corruption Watch (ICW) soal tingkat ketepatan dari Kartu Jakarta Pintar (KJP), diketahui akurasi data penerima dana KJP masih rendah.
Pihak ICW menemukan penerima KJP meleset 19,4 persen dari total 405 ribu penerima KJP tahun 2013. Alasannya, aktivis ICW Divisi Monitoring Pelayanan Publik, Siti Juliantari, penerima KJP tidak sesuai kriteria penerima KJP sesuai Juknis (petunjuk teknis) KJP.
"Sesuai Juknis kan penerima KJP ialah mereka yang tidak merokok, tidak menggunakan narkoba, tidak menggunakan mobil pribadi ke sekolah, keluarga paling miskin di antara keluarga lain di masyarakat, tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) wilayah Jakarta," ungkap Siti, Senin (31/3/2014) di Cikini, Jakarta Pusat.
Namun nyatanya temuan ICW berkata lain. Siti menuturkan akurasi data penerima dana KJP masih rendah. Serta banyak penerima yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan melalui Juknis.
Diutarakan Siti, 19,4 persen penerima yang tidak tepat sasaran ini berasal dari jenjang pendidikan SD/MI (14,6 persen), SMP/MTs (3,4 persen), dan SMA/MA/SMK (1,4 persen).
"Selain itu, berdasarkan persepsi orang tua murid ditemukan bahwa 19,3 persen dari penerima KJP memang tidak tepat sasaran. Sisanya, 66,9 persen tepat sasaran," ungkap Siti.
Untuk diketahui, ICW melakukaan riset pada 3 Februari-17 Maret 2014, dengan metode Citizen Report Cards (CRC). Dimana ICW membagi kelompok siswa miskin menjadi dua kelompok, siswa penerima KJP 2013 dan siswa miskin non penerima KJP.
Kelompok pertama, CRC menggunakan metode survey kuantitatif untuk menaksir tiga aspek program, tepat sasaran, tepat waktu dan tepat guna/manfaat. Sampel dari siswa kelompok pertama berjumlah 650 orang yang dipilih secara dua tahap (two stage random sampling with probability proporsional to size).
Tahap pertama, memilih sekolah secara acak di antara daftar sekolah penerima KJP. Tahap kedua, memilih siswa dari sekolah yang terpilih pada tahap pertama. Margin of error sekitar 4-5 persen dengan tingkat signiifikansi 95 persen.
Sampel kedua diperoleh dengan mencari 10 siswa miskin yang belum/tidak menerima KJP secara acak di 35 kelurahan di DKI Jakarta. Kriteria siswa miskin tersebut antara lain orang tua bekerja dengan pendapatan di bawah Rp2,5 juta per bulan. Untuk biaya dari riset tersebut mencapai Rp80 juta yang berasal dari sponsor.