Laporan wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bertahannya MMM selama dua tahun adalah sebuah keajaiban sekaligus fenomena. Cuma sedikit metode pengumpulan uang seperti itu bisa bertahan lebih dari setahun.
“Yang seperti itu sudah banyak muncul di Indonesia. Tapi kebanyakan gulung tikar sebelum usianya setahun,” kata Analis Investasi, Aris Tjendra ketika dihubungi Warta Kota, Jumat (18/7) siang.
Saat dihubungi Warta Kota, Aris mengaku belum tahu tentang MMM. Tapi dia cepat mencari informasi dari sambungan internet di laptopnya. Dalam sekejar Ia mengetahui MMM dan menganalisanya.
Menurut Aris, MMM adalah perpaduan antara arisan dan investasi. Uniknya uang anggotanya tak disetor ke satu akun tertentu. Lalu pembayaran bunga dan bonus para anggota hanya berasal dari penambahan anggota baru. Dari analisa Aris, hanya itulah satu-satunya skema mendapatkan bonus dan bunga. Sebab uang para anggota disimpan di rekening masing-masing anggota dan disetor langsung ke anggota lain begitu diperintah sistem MMM.
Makanya, kata Aris, kunci dari MMM adalah kepercayaan antar anggota MMM. Lalu kepercayaan itu harus bisa terus ditularkan, sehingga makin banyak anggota MMM dan semakin banyak yang percaya dengan MMM. Dengan begitu uang akan terus berputar.
“Salah satu yang membuat orang tak ragu-ragu adalah jumlah ‘investasi’ yang kecil. Mulai dari Rp 1 Juta dan maksimal Rp 10 Juta. Rp 10 Juta adalah nilai kecil untuk investasi. Makanya itu mungkin yang membuat anggotanya terus bertambah,” kata Aris.