TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengamuk di Cluster B Rumah Susun (rusun) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara pada Kamis (4/9/2014) pagi. Mantan Bupati Belitung Timur ini, naik pitam saat melihat kartu rekening virtual Bank DKI untuk warga rusun tidak sesuai harapan.
Awalnya, Ahok menduga kartu yang menjadi media pembayaran uang sewa para penghuni rusun ini akan dicantumkan nama, foto dan alamat penghuni. Namun, saat melihat kartu seukuran Kartu Tanda Penduduk (KTP) itu, Ahok terkejut yang tersemat di kartu hanya nomor rekening virtual dan alamat penghuni rusun.
"Pak, ini kenapa kartunya seperti kartu hotel begini? Ini (kartu) saya nggak tahu punya siapa? Kamu bisa jual kartu ini ke penghuni baru. Ini kan hanya alamat saja, blok 1 lantai 1 nomor 6, lalu siapa yang punya?," ujar Ahok dengan nada tinggi ke arah Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI pada Kamis (4/9/2014) di rusun Marunda.
Eko yang mendengar amarah Ahok hanya terdiam dan mengangguk-angguk saja. Ahok meminta agar, setiap unit rusun diberi kartu yang disertai foto dan nama, sehingga mudah dikenali. "Seperti kartu yang dimiliki PKL, jadi pas saya iseng ketok kamar di rusun dan minta penghuni keluarkan kartunya, bisa ketahuan apakah kartunya sama dengan foto dan namanya. Kalau tidak sama, yah kita usir," kata Ahok.
Menurut Ahok, tidak tercantumnya foto dan nama pemilik kartu akan menjadi celah mafia untuk memperjualkan rusun yang telah diberikan Pemprov DKI Jakarta. Ahok menilai, masih ada warga rusun yang 'bermain' dalam kepemilikan unit, padahal pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta dalam hal pendataan dan pembuatan KTP sesuai domisili.
"Saya mau mempersulit orang geser (pindah-pindah) rusun. Saya sudah cegat dengan Dinas Dukcapil, tapi masih bisa main juga. Makanya saya timpa dengan kartu ini," jelas Ahok.
Dengan nada tinggi dan wajah geram, Ahok menyerahkan kartu tersebut ke perwakilan penghuni rusun sebagai simbolis. Namun, ia mengingatkan kepada Bank DKI agar memperbaiki tampilan kartu. "Saya betul-betul kecewa sama Bank DKI. Kalau di kartu cuma ada nomor dan angka-angka tapi tidak ada fotonya yah gampang diperjualbelikan ke oknum lainnya," ujar Ahok. (Fitriandi Al Fajri)